Hati-hati Hadits Palsu Amalan Rajab, Ustadz Adi Hidayat: Jangan Sembarang Pakai Dalil

Hati-hati Hadits Palsu Amalan Rajab, Ustadz Adi Hidayat: Jangan Sembarang Pakai Dalil

Hati-hati mengamalkan hadits palsu, Ustadz Adi Hidayat: jangan sembarangan memakai dalil--Foto : tangkapan layar YouTube

JAKARTA, RADARPENA.DISWAY.ID - Bulan Rajab termasuk salah satu dari bulan haram selain Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Pada bulan inilah Allah memerintahkan umat muslim untuk meningkatkan amal dan ibadah.

Beribadah, memang harus dilakukan setiap hari di setiap bulannya, namun, Allah menjanjikan amal ibadah yang dilakukan di bulan-bulan haram atau bulan mulia, akan diganjar pahala yang lebih banyak.

Keutamaan bulan haram ini, membuat umat muslim berlomba-lomba memperbanyak amal dan ibadah. akan tetapi, sebagian muslim sering kali tertipu mengamalkan berdasarkan hadits palsu.

Khusus mengenai beredarnya hadits palsu, Ustadz Adi Hidayat dalam salah satu ceramahnya menjelaskan beberapa hadits palsu yang sering menjadi dalil dalam mengerjakan amalan tertentu.

BACA JUGA:

Ustadz Adi Hidayat menyebutkan salah satu hadits,"Siapa yang menunaikan shalat di malam Jumat di bulan Rajab di antara Isya sampai fajar. Dia bacakan rakaat pertama setelah Al-Fatihah kemudian dibacakan surah A, surah B, sampai lainnya, maka akan diampuni dosa-dosanya, dibebaskan dari neraka". Ini adalah salah satu hadits palsu, bahkan tidak ditemukan di buku hadits keluaran manapun.

Ustadz Adi Hidayat menyebutkan hadits lain yang berbunyi,"Di surga itu ada satu pintu, satu sungai, nama sungainya sungai Rajab. Siapa yang bisa puasa sehari di bulan maka dia akan mendapatkan kenikmatan dari air minum sungai Rajab." Ini juga merupakan hadits palsu dan tidak akan ditemukan di kitab-kitab manapun, jelas UAH.

Hati-hati Hadits Palsu

Ustadz Adi Hidayat sudah pernah menggali kitab-kitab yang menyampaikan hadits palsu, salah satunya kitab Fadha'il al-Auqat karangan Al-Baihaqi.

Menurut UAH, semua yang tercantum di kitab tersebut merupakan hadits palsu (maudhu), minimal dhoif.

BACA JUGA:

Ustadz Adi Hidayat menegaskan, hadits yang ada di kitab tersebut jangan pernah dijadikan rujukan, karena haditsnya dhoif.

Hadits palsu tersebut ditampilkan bukan untuk mencela orang yang mengamalkan amalan tersebut. Namun, ada hadits lain yang lebih shahih yang bisa menjadi dalil mengerjakan amalan-amalan tertentu.

Ustadz Adi Hidayat menghimbau untuk tidak mencela orang yang mengamalkan hadits palsu, misalkan ada orang yang mengerjakan puasa di bulan Rajab, sebaiknya jangan dicela, karena yang mencela belum tentu mengamalkan hadits yang shahih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: