Manfaat Hadiah Al-Fatihah untuk Orang yang Sudah Meninggal

Manfaat Hadiah Al-Fatihah untuk Orang yang Sudah Meninggal

Hadiah Al-Fatihah untuk Orang yang Sudah Meninggal--Foto: pexels.com

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Menghadiahkan pahala bacaan Al-Fatihah dan sedekah kepada orang yang sudah meninggal dunia adalah praktik yang umum di masyarakat Muslim. Namun, praktik ini sebenarnya masih menjadi perdebatan di kalangan ulama.

Menurut Syekh Ali Ma’shum dalam kitabnya “Hujjah Ahlussunnah wal Jama’ah,” meskipun ada perbedaan pendapat tentang keabsahan menghadiahkan pahala ibadah kepada orang yang sudah meninggal, banyak ulama mendukung praktik ini berdasarkan dalil-dalil yang kuat.

Syekh Ali mengutip pandangan Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qoyyum yang mengatakan bahwa:

“Pahala dari bacaan Al-Qur'an dan amal kebajikan lainnya dapat bermanfaat bagi orang yang sudah meninggal, sama halnya dengan manfaat dari sedekah dan amal ibadah lainnya”.

BACA JUGA:

Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa orang yang meninggal dunia masih bisa mendapatkan manfaat dari bacaan Al-Qur’an, sama seperti mereka mendapatkan manfaat dari sedekah. Ibnu Qoyyum dalam kitab “Ar-Ruh” menambahkan bahwa:

“Sedekah, bacaan istighfar, doa, dan ibadah haji adalah hadiah terbaik yang bisa diberikan kepada orang yang telah meninggal”.

Hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Ali karramallahu wajhah, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa:

“Siapa pun yang melewati pemakaman dan membaca surat Al-Ikhlas sebanyak sebelas kali, lalu menghadiahkan pahalanya kepada semua orang yang dimakamkan di sana, maka ia akan mendapatkan pahala sebanyak jumlah orang yang dimakamkan di tempat tersebut. Begitu pula dengan bacaan surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, dan At-Takatsur yang dihadiahkan kepada para ahli kubur, mereka akan mendapatkan pertolongan dari Allah SWT”.

BACA JUGA:

Dalam hadis lain, disebutkan bahwa amal-amal baik yang dilakukan oleh orang hidup dapat memberi kebahagiaan kepada kerabat mereka yang sudah meninggal.

Jika amal tersebut baik, mereka yang sudah meninggal akan memuji Allah dan merasa gembira. Sebaliknya, jika amal tersebut buruk, mereka akan berdoa agar Allah memberikan petunjuk kepada yang masih hidup.

Praktik ini mencerminkan keyakinan bahwa amal baik dari yang hidup dapat terus memberi manfaat kepada mereka yang sudah meninggal. Meskipun orang yang meninggal tidak bisa lagi menambah amal, mereka masih bisa menikmati hasil dari amal baik yang dilakukan oleh yang hidup, terutama anak-anak mereka yang shaleh.

Sebagai contoh, seorang guru yang telah menyebarkan ilmu kepada murid-muridnya, akan terus mendapatkan pahala setiap kali murid-murid tersebut mengamalkan ilmu yang diajarkannya. Begitu juga dengan sedekah jariyah dan doa dari anak-anak shaleh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: