Beralih ke Tiongkok, Republik Nauru Putus Hubungan Diplomatik dengan Taiwan
Republik Nauru putuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan lebih berpihak kepada China--
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Republik Nauru memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan tepat beberapa hari setelah hasil pemilihan presiden di negara kepulauan itu diumumkan.
Republik Nauru merupakan salah satu sekutu diplomatik terakhir Taiwan yang telah memutuskan hubungan dan kini berpihak kepada Beijing.
Nauru sendiri merupakan pulau terkecil di Mikronesia, dan juga salah satu dari 12 negara yang mempertahankan hubungan dipolmatik dengan Taiwan.
Namun dalam beberapa tahun terakir, Beijing yang bersikeras bahwa Taiwan adalah bagian dari China semakin gencar memburu sekutu diplomatiknya.
Taiwan berpendapat kekalahan terbaru ini terkait dengan hasil pemilu akhir pekan, yang membuat marah China.
BACA JUGA:Perdagangan Luar Negeri Indonesia Berhasil Kalahkan China? Ini Datanya
BACA JUGA:Badan Intelijen M16 Inggris Diduga Rekrut Mata-Mata Bongkar Rahasia China
BACA JUGA:Sosok Sukanto Tanoto Taipan RI yang Beli Hotel Mewah China, Pernah Putus Sekolah
Pemilu Taiwan ini memperlihatkan para pemilih memilih kandidat pro-kedaulatan William Lai sebagai presiden mereka berikutnya, seorang pria yang dicap Beijing sebagai pengacau atas pernyataan yang dibuatnya di masa lalu yang mendukung kemerdekaan Taiwan dianggap sudah diluar batas.
Pihak berwenang Taiwan mengatakan sekarang sudah bukan hanya merupakan pembalasan China terhadap pemilu demokratis Taiwan. Namun juga merupakan tantangan langsung terhadap tatanan Internasional.
Hal ini diungkapkan Taiwan setelah pemerintah Nauru mengumumkan bahwa pihaknya sudah tidak lagi mengakui Taiwan sebagai negara terpisah. Dan mengakui sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari wilayah China.
Dalam konferensi kepada media pada Senin, 15 Januari 2024, seperti yang dikutip dari BBC, Wakil Menteri Luar Negeri Taipei Tien Chung-kwang menuduh China telah mengambil keuntungan dari fluktuasi politik baru-baru ini di Nauru untuk membeli negara tersebut dengan bantuan keuangan.
"Dunia telah memperhatikan perkembangan demokrasi Taiwan. Jika Beijing terus menggunakan metode tercela seperti itu untuk merebut hubungan diplomatik Taiwan, negara-negara demokratis di seluruh dunia tidak akan mengakuinya," tutur Tien.
Meskipun begitu, kementeriannya tetap sangat waspada untuk melawan tindakan lebih lanjut dari Cina yang seolah menutupi Taiwan di kancah internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: