Perdagangan Luar Negeri Indonesia Berhasil Kalahkan China? Ini Datanya
Kegiatan ekspor-impor di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Foto : Harian Disway --
JAKARTA,RADARPENA,CO.ID - Republik Indonesia (RI) di era Presiden Jokowi memiliki sejumlah catatan kemajuan.
Catatan tersebut membuat Indonesia berhasil mengalahkan Republik Rakyat China (RRC) yang kerap disebut sebagai Raksasa Asia.
Indonesia berhasilkan mempertahankan kestabilan pertumbuhan ekonomi dirata-dirata 5 persen. Perdagangan Luar Negeri Indonesia dengan China berjalan konsisten dan baik.
BACA JUGA:Rekor 11 Pertemuan 6 Kali Kalah, Shin Tae Yong: Timnas Indonesia Siap Hadapi Irak
Sektor lain yang tak kalah mengaggumkan berhasil digenjot Presiden Jokowi adalah transportasi seperti pembangunan kereta cepat whoosh dan Jalan Tol yang dibangun dimana -dimana.
Indonesia dan RRC, membina perdagangan luar Negeri secara Harmonis, selain sarang Burung Walet beberapa produk pertanian, perkebunan dan Kehutanan seperti tanaman obat, aromatik dan rempah-rempah sangat laku disana.
Data menunjukkan ekspor Indonesia ke China pada tahun 2022, mencapai US$ 122 juta atau Rp 1,8 Triliun.
Dikutip dari CNBC Indonesia, menjelaskan sejak memulai perdagangan luar negeri dengan RRC tahun 2007, neraca diperkirakan akan mengalami surplus.
Surplus artinya, Indonesia berhasil mengekspor lebih banyak ke China dibanding mengimpor dari negara tersebut.
BACA JUGA:Prabowo Singgung Lawan Politik saat Kampanye di Sumatera Utara: Jangan Jadi Malin Kundang!
Kesepakatan atau Konsesus Pasar yang digali dari berbagai Sumber tulis CBNC Indonesia dari 10 Lembaga memperkirakan surplus Neraca Perdagangan pada Desember akan mencapai US$ 1,95 miliar.
Surplus tersebut lebih rendah dibandingkan November 2023 yang mencapai US$ 2,41 miliar.
Konsesus juga menunjukkan bahwa ekspor akan terkontraksi 8,82 persen (year on year/ yoy) sementara impor naik 0,74 persen pada Desember 2023.
Dalam dunia ekonomi, sebuah necara perdagangan akan disebut surplus alias tumbuh positif, jika produk-produk yang kita miliki lebih banyak terjual di negara tertentu (China) dibanding kita membeli produk-produk mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: