Contoh 6 Buah Pantun Nasehat, Bertema Agama,

Contoh 6 Buah Pantun Nasehat, Bertema Agama,

JAKARTA,RADARPENA-Masyarakat Indonesia mengenal seni pantun yang telah ada sejak era kerajaan dahulu. Seni pantun menjadi wadah orang tua-tua untuk  menyampaikan maksud dan tujuannya. Seni pantun sangat mengandalkan kehalusan Budi dan juga keterampilan mengolah kata-kata lisan menjadi suatu pesan yang dapat ditangkap maksud dan tujuannya.

Beragam pantun dapat diciptakan sesuai dengan maksud dan tujuannya itu . Salah satu jenis pantun yang cukup dikenal adalah pantun nasehat. Pantun nasehat beraneka ragamrupa dan temanya. salah satu pantun nasehat itu ada yang bertemakan agama atau budi pekerti yang berguna untuk  suatu masyarakat dalam menjalani hidup sehari-hari

Berikut contoh-contoh pantun nasehat bertema agama

Asam kandis asam gelugur

Kedua asam riang-riang

Duduk menangis dipintu kubur

Teringat badan tidak sembahyang

 

Indung-indung siti aisyah

Mandi dikali rambutnya basah

Tidak sembahyang tidak puasa

Di dalam kubur mendapat siksa

 

Goyang duduk dikursi goyang

Beduk shubuh hampir siang

Bangunkan ibu suruh sembahyang

Jadilah anak yang disayang

 

Jalan-jalan ke Kota Jakarta

Jangan lupa membawa kain

Jika tuan sudah memiliki banyak harta

jangan lupakan fakir dan miskin

 

kalau tuan pergi ke Surau

jangan lupa membawa peci

kalau tuan banyak bergurau

nanti hidup bakal merugi

 

Pergi ke kali memancing ikan

Ikan didapat masak di kuali

Perbanyaklah amal diri

agar bahagia di akhirat nanti

Seperti pantun umumnya, pantun nasehat dengan tema agama tetap memperhatikan kaidah baku dalam membuat pantun. Kaidah itu antara lain dibuat empat baris. Dua baris sebagai sampiran dan dua baris lagi menjadi isi. Menggunakan rumus ab-ab atau aa-aa. Satu baris biasanya terdiri dari empat kata.

Dalam pantun nasehat bertemakan agama, isi kata-katanya ada yang langsung menohok ada juga tidak langsung menohok kepada perbuatan salah atau benar seperti perintah untuk  melaksanakan puasa, mendirikan sholat, atau mengerjakan amal sholeh seperti bersedekah, berbakti kepada kedua orang dan lain-lain.

Pemilihan kata-kata disesuaikan juga kepada rumus membuat pantun, dan pada bagian isi menegaskan maksud dari sampiran. Gunakan kata –kata yang mudah dan simpel, sehingga membuat pantun menjadi lebih gampang.

Seni pantun sangat layak diangkat kembali ke permukaan termasuk diajarkan disekolah-sekolah seperti sekolah dasar (SD). Alasannya karena seni pantun, biasanya menggunakan kata-kata (diksi) pilihan yang mampu melatih keterampilan berbahasa peserta didik.

Dalam seni budaya Melayu, seni pantun, sering juga dijadikan kegiatan berbalas pantun, dan sering dipakai dalam rangka acara pernikahan atau perkawinan dimana kedua rombongan berbalas pantun untuk  menyampaikan maksud dan tujuan. (iaa)***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: