Imbas Pagar Laut Misterius di Pesisir Tangerang, Nelayan Pulau Cangkir Alami Kerugian Besar

Imbas Pagar Laut Misterius di Pesisir Tangerang, Nelayan Pulau Cangkir Alami Kerugian Besar

Imbas Pagar Laut Misterius di Pesisir Tangerang, Nelayan Pulau Cangkir Alami Kerugian Besar. -Disway/Candra Pratama-

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Nelayan tradisional di Pulau Cangkir, Kronjo, Kabupaten Tangerang, Heru Mapunca (47) mengalami kerugian besar. Baik alat-alatnya yang hilang hingga jumlah tangkapan yang berkurang akibat dampak dari pagar laut misterius.

Saat munculnya pagar bambu itu, kata Heru, dirinya kesulitan untuk mencari ikan. Sebab, saat sedang melemparkan jaring  terkadang kerap tersangkut dengan bambu tersebut.

"Biasanya 10 liter jadi 20 liter Karena perjalanannya kan belok-belok, cari pintu yang nyaman kan pasti itu ya. Perjalanan Mencari ikan juga agak sulit Agak sulit. Terus ikan yang biasa 10 Kg, terus jadi 2 kg ikan," ujar kata Heru saat ditemui di Kampung Nelayan, Pulau Cangkir, Kronjo, Kabupaten Tangerang, pada Kamis, 9 Januari, 2025.

"Pada rugi gak ada yang mau berangkat Berarti turunnya buang-buang biaya beli solar Beli pembekalan Pulang-pulang rugi Gak bisa bayar hutang, Gak bisa bayar warung," sambungnya.

Lebih lanjut, soal perangkap-perangkap ikan yang dibuatnya menjadi hilang. Diperkirakan mencapai 100 bubu atau perangkap ikan yang hilang.

"Pasang bubu itu nyangkut di pagar. Akhirnya hilang 100 bubu. ya Kali 25 ribu berapa? Rp2,5 juta saya rugi," tutuenya. .

BACA JUGA:Kasus Pagar Laut Misterius Sepanjang 30 Km, DPR Ngamuk dan Langsung Turun Tangan

BACA JUGA:Begini Modus Pemasangan Pagar Laut Misterius versi Warga, Sejak 6 Bulan Lalu Gunakan Kapal

Ia menyebut bila pendapatan ekonominya sangat berpengaruh di pinggiran laut tersebut. Karena baginya, nelayan tradisional mayoritas mencari hasil tangakapannya di pinggir laut.

Dan sekarang, karena ada panggar misterius, nelayan kesulitan mencari ikan.

"Yang nggak dirugikan itu Nelayan bulanan atau mingguan Karena dia jarak tepunya jauh Tengah kesana pulang ya kan bawa ikan Nah sementara disini kan nelayan tradisional kan Iya Jadi banyak yang jalan. Kapal kita kecil-kecil, ngeri kalau ke tengah lauh," ungkapnya.

Oleh sebab itu, ia berharap pemerintah daerah atau pusat dapat mencarikan solusi terkait pagar-pagar di tengah laut ini.

"Harapannya bisa kembali seperti semula," tutupnya. (Candra Pratama)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: