Legenda Aji Saka dan Asal Usul Aksara Jawa

Legenda Aji Saka dan Asal Usul Aksara Jawa

Legenda Aji Saka dan Asal Usul Aksara Jawa--foto : tangkapan layar Youtube

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Legenda Aji Saka memiliki peranan penting dalam sejarah dan kebudayaan orang Jawa. Kisah ini tidak hanya menjelaskan asal-usul aksara Jawa, tetapi juga menggambarkan nilai-nilai kesetiaan dan kebijaksanaan.

Mari kita telusuri bagaimana legenda ini berhubungan dengan peradaban Jawa dan penciptaan aksara Jawa.

Aji Saka dan Kalender Saka

Dikisahkan bahwa Aji Saka adalah sosok pertama yang membawa peradaban ke tanah Jawa. Dia tidak hanya memperkenalkan cara membaca dan menulis, tetapi juga menciptakan aksara Jawa. Aksara ini terinspirasi dari kisah tragis antara dua abdinya yang setia, Dora dan Sembada. 

Dalam legenda ini, Aji Saka juga dikenal sebagai pencipta tarikh Tahun Saka, sistem kalender Hindu yang diterapkan di Jawa. Tarikh ini penting karena menjadi dasar bagi kalender Jawa yang digunakan hingga saat ini.

BACA JUGA:

Penciptaan Aksara Jawa

Aksara Jawa, seperti yang kita kenal sekarang, memiliki cerita asal-usul yang unik. Aji Saka menciptakan aksara ini setelah pertarungan antara dua abdinya. Pertarungan ini terjadi karena kesetiaan mereka yang tidak tergoyahkan. 

Dora dan Sembada diperintahkan untuk menjaga sebuah pusaka, dengan pesan bahwa pusaka itu hanya boleh diserahkan kembali kepada Aji Saka sendiri.

Ketika Aji Saka kembali dan meminta pusaka tersebut, Sembada yang telah diberi pesan tidak mau menyerahkannya karena tidak yakin apakah orang yang memintanya adalah Aji Saka yang asli. Akibatnya, keduanya bertarung hingga tewas, dan aksara Jawa diciptakan untuk mengenang kejadian ini.

BACA JUGA:

Kalimat dalam aksara Jawa berbunyi:

  • Ha - Na - Ca - Ra - Ka   (ada utusan)
  • Da - Ta - Sa - Wa - La   (saling berselisih pendapat)
  • Pa - Dha - Ja - Ya- Nya  (sama-sama sakti)
  • Ma - Ga - Ba - Tha - Nga (sama-sama menjadi mayat)

Kisah Pertarungan dan Pengabdian

Menurut legenda, setelah kembali dari perjalanannya, Aji Saka meminta tanah kepada raja raksasa Dewata Cengkar. Ia hanya meminta tanah sepanjang sorbannya. Tanpa disangka, sorban itu terus memanjang hingga mencapai laut selatan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: