Legenda Aji Saka dan Asal Usul Aksara Jawa

Legenda Aji Saka dan Asal Usul Aksara Jawa

Legenda Aji Saka dan Asal Usul Aksara Jawa--foto : tangkapan layar Youtube

Saat sorban diukur, Dewata Cengkar tersapu oleh sorban dan tenggelam di laut. Setelah mengalahkan raja raksasa itu, Aji Saka menuliskan kisah ini, yang menjadi dasar dari aksara Jawa.

BACA JUGA:

Versi Asal Usul Aji Saka

Ada beberapa versi tentang asal-usul Aji Saka:

1. Bumi Majeti: Dalam beberapa versi, Aji Saka berasal dari negeri mitologis Bumi Majeti, yang tidak diketahui letaknya secara pasti. Beberapa tafsiran menghubungkannya dengan Jambudwipa (India) dan suku Shaka (Scythia).

2. Suku Shaka dari India: Ada juga yang mengatakan bahwa Aji Saka adalah keturunan Suku Shaka dari India, yang melambangkan kedatangan peradaban Hindu-Buddha ke Jawa.

3. Istilah "Saka" dalam Bahasa Jawa: Istilah "Saka" dalam Bahasa Jawa dapat diartikan sebagai "penting", "pangkal", atau "asal-mula". Jadi, namanya bisa bermakna "raja asal-mula" atau "raja pertama".

Warisan Aji Saka

Setelah menciptakan aksara Jawa, Aji Saka menggunakannya untuk mengenang kesetiaan kedua abdinya. Puisi berbentuk aksara Jawa ini menceritakan kejadian tragis tersebut. 

BACA JUGA:

Aksara ini kemudian menjadi bagian integral dari tradisi literasi kebudayaan Jawa. Dalam perjalanannya, aksara Jawa terus berkembang dan digunakan dalam berbagai naskah, cerita rakyat, dan legenda, menjadi bagian penting dalam sejarah dan budaya Jawa.

Kisah Aji Saka dan penciptaan aksara Jawa mengandung pelajaran berharga tentang kesetiaan, kebijaksanaan, dan pentingnya tradisi. Walaupun asal-usul Aji Saka masih menjadi perdebatan, pengaruhnya terhadap kebudayaan Jawa tetap kuat hingga kini. 

Aksara Jawa bukan hanya sekadar huruf, tetapi juga simbol dari nilai-nilai dan peristiwa penting yang terjadi di masa lalu.

Dengan memahami kisah Aji Saka, kita bisa lebih menghargai sejarah dan kebudayaan Jawa, serta melihat betapa pentingnya warisan ini dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Aksara Jawa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga cerminan dari identitas dan kebijaksanaan nenek moyang mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: