Tips Aman untuk Antisipasi Gangguan Jantung Bagi Jemaah Haji Selama Beribadah

Tips Aman untuk Antisipasi Gangguan Jantung Bagi Jemaah Haji Selama Beribadah

ilustrasi ibadah haji.-Foto: Unsplash.com/Ibrahimuz-

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID -  Jemaah haji yang menderita penyakit jantung atau yang memiliki faktor risiko penyakit jantung sebenarnya bisa menjalankan ibadah haji dengan lancar. Penyakit jantung merupakan sebagai salah satu penyebab kematian terbanyak dari Jemaah haji

Pengenalan dan deteksi dini gangguan jantung selama di tanah suci berguna untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian. Sehingga gangguan jantung akan mendapatkan penanganan medis lebih cepat dari tim kesehatan. 

Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan awal Dzulhijjah 1445 H bertepatan dengan 7 Juni 2024. Sehingga pelaksanaan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah bertepatan dengan 15 Juni 2024.

Menjelang Wukuf, jamaah haji diimbau untuk menjaga kesehatan, terutama kesehatan jantung. Hal ini diungkapkan Tim Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Ners Rendi Yoga Saputra terkait kesiapan fisik yang harus disiapkan jemaah.

BACA JUGA:

“Mengutip pernyataan dari Kasie Pelayanan Kesehatan Daker Makkah, mayoritas jamaah haji Indonesia yang meninggal disebabkan oleh penyakit jantung. Jadi, jamaah diminta untuk waspada,” ujarnya di Jeddah pada Minggu, 9 Juni 2024.

Rendi mengatakan, gangguan jantung dapat terjadi di mana pun, termasuk di Tanah Suci. Di dunia, kegawatdaruratan berhubungan dengan kasus henti jantung masih menjadi juara penyebab kematian.

“Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, salah satunya dengan pemeriksaan istithaah jemaah haji,” ungkapnya.

Pemeriksaan istithaah dilakukan pada jamaah haji pada pemeriksaan kesehatan tahap 2 sebelum keberangkatan ke tanah suci. Jamaah haji dengan penyakit penyerta wajib dalam kondisi baik dan terkontrol dengan pengobatan rutin.

Menurutnya, jamaah haji dengan penyakit degeneratif memiliki risiko tinggi mengalami gangguan jantung. “Apalagi etape perjalanan ibadah haji melalui beberapa tahap sejak embarkasi, penerbangan, perjalanan darat ke Makkah dan juga prosesi saat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna),” paparnya.

Oleh karena itu, bagi jemaah yang sakit, jamaah lansia dan jamaah risiko tinggi wajib mempersiapkan obat rutin yang diminum pada tas yang mudah dijangkau dengan jumlah obat yang cukup untuk selama perjalanan. 

“Ini penting untuk disiapkan jamaah saat Armuzna, karena terkadang jamaah lupa menyiapkannya,” kata Rendi.

Pengenalan dan deteksi dini gangguan jantung selama di tanah suci berguna untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian. Sehingga gangguan jantung akan mendapatkan penanganan medis lebih cepat dari tim kesehatan.

BACA JUGA:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: