Resesi Seks Bikin Xi Jinping Pusing, Ekonomi China dalam Bahaya
Presiden Tiongkok, Xi Jinping -Foto : Dok/Japantimes-
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Saati ini minat masyarakat China untuk memiliki anak di 2023, kembali turun, setelah sebelumnya jeblos di 2022.
Bahkan adapun rekor angka kematian warga akibat Covid-19, pasca berakhirnya lockdown yang ketat di China.
Mengutip Reuters, secara rinci Biro Statistik Nasional (NBS) China mengatakan jumlah total penduduk turun 2,08 juta atau 0,15% menjadi 1,41 miliar pada tahun 2023.
Jumlah tersebut jauh di atas penurunan populasi sebesar 850.000 pada tahun 2022, yang merupakan penurunan populasi pertama sejak tahun 1961 selama "Kelaparan Besar" di era kepemimpinan Mao Zedong.
Padahal kelahiran baru juga turun 5,7% menjadi 9,02 juta, mencapai rekor terendah yaitu 6,39 kelahiran per 1.000 orang, dari angka 6,77 kelahiran pada tahun 2022.
BACA JUGA:Berikut Harga Sembako Hari ini, Ukuran Penting dalam Mengevaluasi Stabilitas Perekonomian Negara
Penurunan ini terjadi saat data baru ekonomi China makin menunjukan pelemahan. Badan statistik mengumumkan kemarin, bagaimana PDB di kuartal keempat (Q4) 2023, hanya sebesar 5,2%.
Ini di bawah ekspektasi analis yang disurvei Reuters 5,3%. Hal ini membuat PDB China secara keseluruhan di 2023 menjadi 5,2%.
Penurunan ini juga terlemah China dalam lebih dari tiga dekade terakhir, di tengah kondisi negara yang masih berjuang melawan krisis properti yang meluas, tren penurunan belanja konsumen dan rekor pengangguran kaum muda.
Pengamat pun memperkirakan penurunan masih akan terjadi di 2024, di mana ekonomi hanya sebesar tumbuh 4,1%,
Kondisi kelahiran yang rendah diyakini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi China, terutama dalam jangka panjang.
BACA JUGA:UMKM Juara Jadi Penyedia Merchandise Piala Dunia U-17, Geliatkan Perekonomian Rakyat
BACA JUGA:Prediksi Skor Qatar vs China Piala Asia 2023 Matchday 3, Susunan Pemain, H2H Serta Link Nonton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: