Terungkap! Polri Bongkar Love Scamming Jaringan Internasional, Keuntungan Capai Rp50 Miliar per Bulan

Terungkap! Polri Bongkar Love Scamming Jaringan Internasional, Keuntungan Capai Rp50 Miliar per Bulan

Bareskrim Polri bongkar kasus Love Scamming jaringan internasional dengan aplikasi dating dengan keuntungan mencapai Rp 50 miliar per bulan--HumasPolri

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri berhasil membongkar kelompok penipuan online jaringan internasional.

Dari kasus yang berhasil diungkap ini, Bareskrim Polri berhasil mengamankan 21 orang yang terlibat dalam kasus ini.

Polisi menangkap 21 orang tersebut dalam penggrebekan di Apartemen Kondominium Tower 8 lantai 11e dan 11h, Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat pada pukul 23.00 WIB pada Jumat, 17 Januari 2024.

Diketahui, kelompok penipuan online jaringan internasional ini bermoduskan 'Love Scamming', yang dimana bisa meraup keuntungan berkisar Rp 40 hingga Rp 50 miliar per bulannya.

Dari penangkapan ini, polisi berhasil mengamankan 19 warga negara Indonesia (WNI) yang terdiri dari 16 laki-laki dan 3 perempuan. Dan 2 laki-laki yang merupakan warga negara asing (WNA).

“Di dalam kita dapatkan dan kita amankan 19 WNI yang terdiri dari 16 laki-laki dan 3 perempuan. Kemudian kita dapatkan juga 2 orang WNA laki-laki,” ujar Dirtipidum Polri, Brigjen Pol Djuhandani Rahardjo Puro dalam jumpa pers di Bareskrim, Jumat 19 Januari 2024.

BACA JUGA:Viral Pasangan di Jaksel Ini Terekam Kamera sedang Bercumbu di Tempat Publik

BACA JUGA:Atta Halilitar Buka Suara Soal Dugaan Promosi Judi Online di Mata Najwa

Dijelaskan, modus kelompok ini bekerja dengan mencari targetnya melalui aplikasi dating, seperti Tinder, Bumble, Okcupid, Tantan, dan aplikasi semacamnya.

Kelompok ini menipu korban dengan menggunakan profil perempuan ataupun laki-laki yang bukan diri mereka sebenarnya.

“Kemudian mana kala sudah berhasil mengelabui, mereka berpura-pura, untuk mencari pasangan,” lanjut Djuhandani. 

Selanjutnya, setelah mendapatkan korban masuk dalam perangkap, kelompok ini meminta nomor handphone yang selanjutnya dilanjutkan dengan komunikasi percintaan.

Tidak hanya itu, para pelaku ini juga mengirimkan foto-foto seksi kepada para korbannya untuk lebih meyakinkan.

“Setelah mendapatkan korban, para pelaku ini meminta nomor handphone sehingga kemudian berkomunikasi percintaan maupun mengirimi foto-foto seksi untuk dapat meyakinkan korban,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: