Arkeolog Berhasil Menemukan Kota Kuno Usia 2.500 Tahun di Hutan Amazon

Arkeolog Berhasil Menemukan Kota Kuno Usia 2.500 Tahun di Hutan Amazon

Kota ini dibangun sekitar 2.500 tahun silam, dan orang-orang tinggal di sana hingga 1.000 tahun, menurut para arkeolog.-Foto:NEWSCIENTIST-

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Sebuah kota kuno berukuran besar telah ditemukan di Hutan Amazon, tersembunyi dalam pepohonan lebat selama ribuan tahun.

Baru-baru ini arkeolog mengungkap jaringan kompleks dari gundukan tanah dan jalan raya pra-Hispanik yang tersembunyi di dalam hutan Amazon yang diperkirakan berusia 2.500 tahun.

Diketahui pada masa itu adalah peradaban pertanian paling awal dan terbesar di hutan hujan lebat Amerika Selatan.

Penemuan ini sekaligus mengubah apa yang kita ketahui tentang sejarah masyarakat yang tinggal di Amazon.

Sudah lebih dari 25 tahun para arkeolog telah mempelajari situs Lembah Upano, suatu lembah yang membentang luas di hamparan Timur Andes.

Namun, mereka baru menyadari betapa rumitnya peradaban itu sebenarnya usai melihat lanskap Ekuador menggunakan LiDaR (sistem deteksi dan jangkauan cahaya) di udara.

BACA JUGA:Dampak Konflik di Laut Merah, Pengamat: Krisis Pangan dan Energi Global Berpotensi Terjadi

LiDaR adalah sistem berupa ribuan gelombang laser inframerah yang dipantulkan berulang kali dari lanskap. Proses itu akan mengungkap struktur yang tersembunyi di bawah vegetasi.

“Saya telah menjelajahi situs tersebut berkali-kali, namun LiDaR memberi saya pemandangan lain dari daratan tersebut,” kata penulis utama penelitian itu, Stephen Rostain, arkeolog dan Direktur Penelitian di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis (CNRS). Penelitian baru itu telah diterbitkan di jurnal Science pada Kamis, 11 Januari 2024.

Teknologi LiDAR ini menemukan 6.000 platform persegi panjang berukuran sekitar 20m kali 10m dan tinggi antara dua hingga tiga meter.

Struktur itu disusun dalam kelompok yang terdiri dari tiga hingga enam unit di sekitar alun-alun dengan platform pusat.

Para ilmuwan yakin banyak di antaranya merupakan rumah, namun ada juga yang digunakan untuk keperluan seremonial.

Dan ada satu kompleks, di Kilamope, yang memiliki platform berukuran 140m kali 40m. Mereka dibangun dengan memotong bukit dan membuat platform tanah di atasnya.

BACA JUGA:Duka di Negeri Para Nabi, 100 Hari Serangan Israel 10.000 Anak-Anak Gaza Tewas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: