Arkeolog Berhasil Menemukan Kota Kuno Usia 2.500 Tahun di Hutan Amazon
Kota ini dibangun sekitar 2.500 tahun silam, dan orang-orang tinggal di sana hingga 1.000 tahun, menurut para arkeolog.-Foto:NEWSCIENTIST-
Rostain mengatakan, saat mereka berjalan kaki, ada pepohonan yang menghalangi. Mereka juga kesulitan untuk melihat apa yang sebenarnya tersembunyi di sana.
Jaringan jalan-jalan dan jalur setapak yang lurus menghubungkan banyak platform, termasuk platform yang panjangnya 25km.
Para ilmuwan juga mengidentifikasi jalan perlintasan dengan parit di kedua sisinya yang mereka yakini sebagai kanal untuk membantu mengelola melimpahnya air di wilayah tersebut.
Ada tanda-tanda ancaman terhadap kota-kota seperti beberapa parit menghalangi pintu masuk ke permukiman, dan mungkin merupakan bukti adanya ancaman dari masyarakat sekitar.
"Bayangkan Anda menemukan peradaban lain seperti Maya, tetapi dengan arsitektur, penggunaan lahan, keramik yang sangat berbeda," kata José Iriarte, profesor arkeologi di Universitas Exeter, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
BACA JUGA:Menelusuri Oort Cloud, Jejak Misterius di Pinggiran Tata Surya
Beberapa temuan yang "unik" bagi Amerika Selatan, paparnya, menunjuk pada platform segi delapan dan persegi panjang yang disusun bersama.
Masyarakatnya jelas terorganisir dengan baik dan saling terhubung, katanya, menyoroti jalan-jalan panjang yang menghubungkan antar permukiman.
Tidak banyak yang diketahui tentang orang-orang yang tinggal di sana dan seperti apa masyarakat mereka.
Lubang-lubang dan aneka perapian ditemukan di platform, serta toples, batu untuk menggiling tanaman, serta tempat untuk membakar benih.
Masyarakat Kilamope dan Upano yang tinggal di sana mungkin sebagian besar menitikberatkan pada bidang pertanian. Orang-orang makan jagung dan ubi jalar, dan mungkin minum "chicha", sejenis bir manis.
Rostain mengatakan dia diperingatkan agar tidak melakukan penelitian ini pada awal karirnya, karena para ilmuwan yakin tidak ada kelompok masyarakat kuno yang pernah hidup di Amazon.
"Tetapi saya sangat keras kepala, jadi saya tetap melakukannya. Sekarang harus saya akui bahwa saya cukup senang telah membuat penemuan sebesar ini," katanya.
BACA JUGA:Resmi Menikah, Mahar Pangeran Brunei Darussalam 1000 Ringgit
Sebelumnya kota ini dipercaya telah dibangun sekitar 2.500 tahun silam, dan orang-orang tinggal di sana hingga 1.000 tahun, menurut para arkeolog.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: