"Dan kemudian ada beberapa jenderal yang dulu ikut menghukum lalu berkomentar begini 'Itu tidak etis pertanyaannya'. Saudara yang sangat tidak etis. Saudara dulu yang memutuskan, dan Saudara hari ini berada di kubunya dan Anda membalikkan pikiran itu, Saudara yang tidak etis," tandas Ganjar.
Lebih lanjut, ia menambahkan sejarah pelanggaran HAM tidak bisa ditutupi dan dianggap enteng. Apalagi, sudah ada keputusan dari Mahkamah Militer.
"Padahal ayahandanya dulu menyatakan dia mengakui anaknya menculik. Padahal diputuskan di dalam mahkamah militer, dewan kehormatannya diputuskan dia bersalah karena soal itu. Maka kita tidak bisa bicara bohong pada republik ini. Itulah kenapa integritas harus dijaga," tutup Capres nomor urut 3 itu.