Gibran Cerita Suratnya Dicueki Nadiem Makarim Saat Jabat Mendikbudristek

Gibran Cerita Suratnya Dicueki Nadiem Makarim Saat Jabat Mendikbudristek

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka--Dok Setwapres

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Ternyata surat Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat menjadi Walikota Solo pernah dicuekin Nadiem Makarim.

Gibran mengungkapkan dirinya sempat berkirim surat kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) periode sebelumnya, Nadiem Anwar Makarim.

Namun, ia mengaku dicuekin alias tidak mendapatkan tanggapan sama sekali hingga ia menjabat sebagai Wakil Presiden.

"Ini adalah surat yang saya kirim waktu saya masih jadi Walikota. Saya kirim surat ini ke Pak Menteri Pendidikan (Nadiem), namun kemarin saya cek ke Pak Sekda dan Kepala Dinas yang ada di Solo, surat ini belum mendapatkan tanggapan," ungkap Gibran pada Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan Dasar dan Menengah di Jakarta, 11 November 2024.

Surat yang dikirimkannya ini berisi tentang berbagai persoalan pendidikan yang terjadi di wilayahnya, seperti zonasi dan penghapusan UN.

BACA JUGA:

"Surat ini isinya adalah keluhan-keluhan saya sebagai Walikota mengenai masalah zonasi, masalah program Merdeka Belajar, masalah pengawasan sekolah, dan masalah Ujian Nasional," paparnya.

Gibran pun membandingkan menteri pendidikan terdahulu tersebut dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti yang saat ini tengah menjabat.

"Pak Menteri yang sekarang beda. Kemarin pulang dari akmil, kita langsung koordinasi dan klik untuk masalah-masalah (seperti) zonasi," sebutnya.

Sementara itu, ia juga mengungkapkan isi surat yang dikirimkannya, tertanggal 15 Juli 2024.

Pada permasalahan pertama, ia menyinggung permasalahan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang meliputi berbagai jalur, mulai dari zonasi, afirmasi, prestasi, hingga perpindahan orang tua.

"Ada beberapa orang tua yang berusaha memindahkan kependudukan anaknya di dekat sekolah yang diinginkan," tulisnya pada bagian permasalahan PPDB.

Diketahui, mereka menitipkan kependuduukan anaknya di Kartu Keluarga milik famili atau rekan yang tinggal di dekat sekolah tujuan.

BACA JUGA:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: