Bubur Asyura : Tradisi Kuliner Penuh Makna di Hari Asyura
Bubur Asyura : Tradisi Kuliner Penuh Makna Di Hari Asyura-Sumber : Pinterest-
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Bubur Asyura merupakan hidangan tradisional yang erat kaitannya dengan Hari Asyura, yaitu tanggal 10 Muharram dalam kalender Islam. Tradisi memasak dan menyantap Bubur Asyura telah dilakukan selama berabad-abad di berbagai negara, termasuk Indonesia, dengan makna dan filosofi yang mendalam.
Sejarah dan Makna Bubur Asyura
Sejarah Bubur Asyura berawal dari peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu penyelamatan Nabi Musa dan kaumnya dari kejaran Firaun. Dipercaya bahwa Nabi Musa dan pengikutnya selama 10 hari tanpa makanan dan hanya menemukan sejumput bahan makanan yang kemudian diolah menjadi bubur.
Bubur Asyura melambangkan kesyukuran atas pertolongan Allah SWT dan pengingat untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan. Selain itu, bubur dengan 41 jenis bahan ini juga dikaitkan dengan 41 cobaan yang dialami Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya.
Tradisi Bubur Asyura di Indonesia
Di Indonesia, tradisi Bubur Asyura umumnya dijumpai di Pulau Jawa, Madura, dan Sumatera. Bubur Asyura dimasak dengan berbagai macam bahan, seperti beras, kacang hijau, kacang merah, biji selasih, nangka, kolang-kaling, dan lain sebagainya. Jumlah bahan yang digunakan biasanya 41 jenis, namun bisa juga disesuaikan dengan ketersediaan bahan dan tradisi setempat.
Bubur Asyura biasanya dimasak secara bersama-sama di masjid atau musala setelah salat Isya pada tanggal 9 Muharram. Setelah matang, bubur dibagikan kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk syukuran dan berbagi berkah.
BACA JUGA:
- Resep dan Cara Membuat Bubur Kacang Hijau yang Enak, Manis Gurihnya Bikin Nagih
- Resep Bubur Suro Lengkap dengan Lauknya, Sajian Khas Tahun Baru Islam
Makna Filosofis Bubur Asyura
Selain makna religius, Bubur Asyura juga mengandung nilai-nilai filosofis yang mendalam, yaitu:
- Kebersamaan dan gotong royong: Tradisi memasak dan menyantap Bubur Asyura secara bersama-sama menumbuhkan rasa kebersamaan dan gotong royong antar masyarakat.
- Kesyukuran dan berbagi: Bubur Asyura menjadi simbol rasa syukur atas nikmat Allah SWT dan menjadi sarana untuk berbagi berkah dengan sesama.
- Keragaman dan persatuan: Beragamnya bahan-bahan dalam Bubur Asyura melambangkan keragaman dalam masyarakat, namun tetap bersatu dalam satu wadah.
Bubur Asyura: Tradisi Kuliner yang Menjaga Nilai-Nilai Luhur
Bubur Asyura bukan hanya hidangan lezat, tetapi juga tradisi kuliner yang sarat makna dan nilai-nilai luhur. Tradisi ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu bersyukur, berbagi, dan menjaga persatuan dalam keberagaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: