Memahami Khodam dalam Islam: Pandangan Ulama dan Risiko yang Dihadapi

Memahami Khodam dalam Islam: Pandangan Ulama dan Risiko yang Dihadapi

Memahami Khodam dalam Islam: Pandangan Ulama dan Risiko yang Dihadapi--Foto: ideogram.ai

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Dalam Islam, "khodam" berarti pembantu atau pelayan. Namun, dalam beberapa tradisi, khodam sering diartikan sebagai makhluk gaib yang membantu manusia dalam berbagai urusan.

Pemahaman tentang khodam bisa sangat bervariasi, tergantung pada tujuan dan konteks penggunaannya.

Pandangan Ulama tentang Khodam

1. Boleh Asal Tidak Melanggar Syariat: Ulama sepakat bahwa mencari tahu tentang khodam sendiri boleh dilakukan, asalkan caranya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Khodam yang diperbolehkan harus membawa manfaat tanpa menyebabkan kerugian atau "dharar" bagi manusia.

BACA JUGA:

2. Khodam yang Membantu: Khodam bisa membantu manusia dalam berbagai hal, misalnya pekerjaan atau pengawasan. Contohnya, Nabi Sulaiman AS menggunakan bantuan jin untuk memindahkan kerajaan Ratu Balqis. 

3. Khodam yang Dilarang: Tidak semua khodam diperbolehkan. Ulama menegaskan bahwa meminta bantuan dari jin atau khodam melalui ritual tertentu atau perjanjian yang bertentangan dengan ajaran Islam adalah dilarang. Ini bisa dianggap sebagai bentuk syirik atau kemusyrikan.

4. Peran Jin Qorin: Setiap manusia memiliki jin qorin, yang sering kali diartikan sebagai jin yang berusaha menyesatkan. Berbeda dengan khodam, qorin selalu berusaha mempengaruhi manusia ke arah yang buruk.

BACA JUGA:

Khodam vs. Jin Qorin

Perbedaan Tujuan:

- Khodam: Dikenal sebagai makhluk yang membantu manusia dalam urusan tertentu dengan tujuan baik. Kerja sama dengan khodam biasanya terjadi atas kesepakatan atau usaha manusia.

- Jin Qorin: Qorin diciptakan untuk menggoda dan menyesatkan manusia. Tugas mereka adalah mencegah manusia berbuat kebajikan.

Perbedaan Sifat:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: