Mengenal Tradisi Ayi Ayo Onam di Kampar, Suatu Kearifan Lokal yang Harus Dilestarikan

Mengenal Tradisi Ayi Ayo Onam di Kampar, Suatu Kearifan Lokal yang Harus Dilestarikan

tradisi ayi ayo onam--

JAKARTA,RADARPENA.DISWAY.ID - Provinsi Riau sangat kental dengan budaya melayu. Berbagai kearifan lokal menjadi daya tarik tersendiri untuk dinikmati. Seperti Ayi Ayo Onam (Hari Raya Enam), telah menjadi warisan turun menurun yang masih terlaksana di Kabupaten Kampar.

Dalam kegiatan tersebut, masyarakat berkumpul di lokasi yang telah ditentukan untuk melakukan ziarah kubur hingga melaksanakkan makan bajambau. Pada makan bajambau, terdapat berbagai kuliner lokal yang disajikan warga.

Julukan Kabupaten Kampar yaitu Serambi Makkah. Sesuai dari julukannya saja telah terlintas dipikiran untuk menjadikan tempat ini sebagai tujuan wisata religi.

Terlebih, pada bulan syawal, saat perayaan Ayi Ayo Onam (Hari Raya Enam) suasana islami sangat kental terasa di daerah tersebut. Tradisi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Kabupaten Kampar, terutama di Kecamatan Bangkinang Kota, Bangkinang Seberang, Salo, Kuok, dan kawasan lainnya. 

BACA JUGA:Keindahan Malam di Kota Malioboro, Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi saat Berlibur ke Yogyakarta

BACA JUGA:Manfaat Memasukan Tisu Basah ke dalam Mesin Cuci, Dua Masalah Ini Bisa Teratasi

 

“Ayo Zorah” atau Ziarah Kubur

Ayi Ayo Onam atau juga disebut Ayo Zorah atau ziarah kubur merupakan laki-laki yang ada dikampung tersebut  berbondong-bondong melaksanakan ziarah kubur berjalan kaki dari pagi hingga siang hari ke pemakaman-pemakaman yang ada di kampung tersebut. Mendoakan kerabat sanak saudara yang telah menghadap ke sang pencipta Allah SWT.

 

Saat berziarah kubur, sesama masyarakat akan bertemu di jalan menuju pemakaman. Saat bertemu itulah menjadi momen untuk saling bermaaf-maafan dan bercengkrama. 

Ziarah Kubur ini didasari tradisi agama dan kearifan lokal masyarakat Kampar, disisi tradisi agama, ziarah kubur adalah salah satu ibadah yang dianjurkan oleh nabi Muhammad SAW, karena dengan memberikan doa kepada orang-orang yang telah meninggal dunia, masyarakat Kampar percaya dapat memberikan perlindungan dalam kehidupan, dan dengan berziarah kubur, kita akan lebih mengingat mati dengan demikian dapat meningkatkan keimanan kepada Allah seolah-olah kita akan mati besok.

Sedangkan dari kearifan lokal atau tradisi adat istiadat, ziarah kubur ini merupakan suatu kebiasaan (tradisi) yang menjadi Wisata Religi di Kabupaten Kampar yang telah diwariskan oleh nenek moyang yang sesuai dengan ajaran agama Islam.

Pada masanya, orang tua dahulu, meskipun sedikit pendidikan ilmu agamanya tapi kuat dalam pengamalannya. Praktek puasa enam hari yang dimulai tanggal 2-7 Syawal tersebut memang mereka lakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: