Mengapa Tahun Kabisat Hanya 4 Tahun Sekali dan Terjadi di Tanggal 29 Februari? Ini Penjelasannya

Mengapa Tahun Kabisat Hanya 4 Tahun Sekali dan Terjadi di Tanggal 29 Februari? Ini Penjelasannya

Tahun Kabisat-Foto: pinterest.com/@people-

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Tahun kabisat atau fenomena 29 hari pada bulan Februari hanya terjadi setiap empat tahun sekali. Lantas, kapan tahun kabisat di tanggal 29 Februari berikutnya? Berikut penjelasannya.

Tahun 2024 adalah tahun kabisat, yang dapat dikenali dari bulan Februari yang memiliki 29 hari. Dalam tahun kabisat, jumlah hari dalam setahun bertambah menjadi 366 dari sebelumnya 365. 

Fenomena tahun kabisat terjadi setiap empat tahun sekali sebagai koreksi terhadap perbedaan antara tahun kalender Gregorian dan tahun matahari.

Tahun kabisat memiliki kepentingan khusus karena sesuai dengan tahun Matahari, di mana periode waktu yang diperlukan oleh Bumi untuk satu revolusi penuh mengelilingi Matahari. 

BACA JUGA:

Tanpa tahun kabisat, terdapat potensi kehilangan beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan pada periode waktu tertentu, seperti musim panas bulan Juli. Dengan adanya tahun kabisat, perhitungan waktu dapat dijaga agar tetap konsisten. 

Fenomena ini bukan hanya berlaku untuk Bumi, melainkan juga terjadi pada planet lain dalam tata surya karena orbit dan rotasi planet tidak selalu bersifat sempurna.

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kabisat merupakan tahun yang memiliki jumlah hari lebih panjang sebanyak satu hari yakni 366 hari, sedangkan tahun biasa berjumlah 365 hari.

Satu hari tambahan tersebut terjadi pada bulan Februari. Pada tahun biasa, Februari berjumlah 28 hari. Sementara pada tahun kabisat terdapat satu hari tambahan, yakni 29 hari.

Jika mengikuti aturan tahun kabisat yang terjadi empat tahun sekali, 29 Februari akan terjadi lagi pada tahun 2028. Perhitungan itu didasarkan pada peristiwa Bumi mengorbit Matahari yang membutuhkan waktu sekitar 365,25 hari atau 365 hari selama enam jam.

Namun, karena satu tahun hanya terdiri dari 365 hari, maka sisa waktu pengorbitan matahari digantikan setiap empat tahun di bulan Februari. Untuk mengganti sebagian hari yang hilang, NASA menambahkan satu hari pada ke kalender setiap empat tahun yang kemudian disebut tahun kabisat.

Dikutip dari situs LAPAN, berikut cara menentukan tahun kabisat.

  • Apabila angka tahun tersebut habis dibagi dengan 400, maka tahun itu adalah tahun kabisat
  • Apabila angka tahun tersebut tidak habis dibagi dengan angka 400, namun malah habis dibagi angka 100, maka tahun tersebut bukanlah tahun kabisat.
  • Apabila tahun tersebut tidak habis dibagi 400 ataupun 100, namun habis dibagi dengan angka 4, maka tahun itu adalah tahun kabisat
  • Apabila tahun tersebut tidak habis dibagi 400, 100, maupun 4, maka dipastikan tahun tersebut bukanlah tahun kabisat.

Contohnya pada tahun 2017, 2018, 2019, dan 2020. NASA telah mengurangi sekitar enam jam atau seperempat hari dari tahun 2017, 2018, dan 2019, dan harus mengganti waktu tersebut di tahun 2020.

BACA JUGA:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: