Mengapa Tahun Kabisat Hanya 4 Tahun Sekali dan Terjadi di Tanggal 29 Februari? Ini Penjelasannya
Tahun Kabisat-Foto: pinterest.com/@people-
Tahun 2024 termasuk tahun yang tidak habis dibagi 400 ataupun 100, tetapi habis dibagi dengan angka 4. Dengan demikian, 2024 termasuk tahun kabisat dan memiliki tanggal 29 Februari.
Sejarah Tahun Kabisat
Menurut catatan sejarah, konsep Tahun Kabisat atau Leap Year bermula dari perubahan yang dilakukan oleh Julius Caesar pada tahun 44 SM. Pada masa pemerintahannya, Julius Caesar menggubah sistem penanggalan dalam kalender Masehi. Perubahan tersebut melibatkan penggunaan pergerakan matahari sebagai dasar penghitungan panjangnya satu tahun. Oleh karena itu, satu tahun diukur sebagai periode 365 hari.
Julius Caesar dikenal sebagai Bapak Tahun Kabisat atau Father of Leap Year. Awalnya, bangsa Romawi menggunakan kalender 355 hari. Namun, untuk menjaga agar festival tetap terjadi sekitar musim yang sama setiap tahunnya, Julius menambahkan satu atau dua bulan di tahun kedua, masing-masing berdurasi 22 atau 23 hari. Saat Julius hidup di Mesir, ia mengakui keunggulan kalender Mesir yang menampilkan satu tahun dengan 365 hari dan menambahkan bulan interkala, yang dimasukkan oleh astronom untuk menjaga konsistensi pengamatan bintang.
Untuk menyederhanakan sistem, Julius kemudian menambahkan satu hari ke bulan yang berbeda, membuat kalender menjadi 366 hari. Astronom Romawi bernama Sosigenes melakukan perhitungan dan menambahkan satu hari di bulan Februari yang biasanya berdurasi 28 hari. Hari tambahan ini diikutsertakan setiap tahun keempat, sehingga pada tahun keempat, bulan Februari akan memiliki tambahan hari ke-29.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: