'Diet Atlantik', Pinggang Jadi Ramping dan Tingkat Kolesterol Tetap Terkendali
Mengenal Metode Diet ATlantik yang masuk dalam daftar puncak metode diet terbaik--freepik.com
Dari 457 peserta yang tidak memiliki sindrom metabolik di awal percobaan, 23 di antaranya terdeteksi mengidap sindrom itu setelah enam bulan mengikuti percobaan.
Mereka terdiri dari 17 peserta (7,3 persen) yang mengikuti diet tradisional dan enam peserta (2,7 persen) yang telah beralih ke pola diet atlantik.
Sementara, dari 117 peserta yang awalnya terdeteksi mengidap sindrom metabolik, 18 peserta diet atlantik (28,6 persen) dan 16 peserta diet tradisional (29,6 persen) dilaporkan bisa mengatasi sindrom tersebut.
Berdasarkan data tersebut, para peneliti menyampaikan bahwa diet atlantik 'tidak berdampak signifikan terhadap tekanan darah tinggi, tingginya kadar trigliserida, maupun kadar gula darah puasa yang tinggi'.
Pola diet atlantik terbukti memperbaiki lingkar pinggang dan kadar kolesterol HDL.
Pola makan Mediterania menekankan sayuran, buah, kacang-kacangan, lentil, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun extra virgin, serta memperbolehkan konsumsi ikan, keju, yogurt, dan anggur dalam jumlah sedang, serta menghindari daging merah, makanan manis, minuman manis, dan mentega.
Para peneliti di Spanyol juga mencatat bahwa pola makan Atlantik 'memiliki kesamaan' dengan pola makan Mediterania.
Jenis pola makan ini (diet Atlantik dan Mediterania) berpotensi mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, kanker, stroke, bahkan penurunan kognitif seperti penyakit demensia dan penyakit Alzheimer, serta meningkatkan fungsi [gastrointestinal] dan mikrobioma usus.
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2021 menemukan bahwa kepatuhan yang lebih tinggi terhadap pola makan Atlantik, yang juga dikenal sebagai pola makan Atlantik Eropa Selatan, secara konsisten dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah.
Para peneliti mengakui bahwa waktu enam bulan mungkin tidak cukup lama untuk menilai perubahan metabolisme dengan tepat.
"Tindak lanjut dari peserta selama beberapa tahun dapat memperkuat hasil kami," kata studi tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: