Kasus Stroke pada Kalangan Muda Meningkat, Kenali Penyebab, Cara Pencegahan, dan Deteksi Dini

Kasus Stroke pada Kalangan Muda Meningkat, Kenali Penyebab, Cara Pencegahan, dan Deteksi Dini

Ilustrasi gambar pada otak yag terkena penyakit stroke-Foto: Pinterest.com/@healthline-

JAKARTA, RADARPEAN.CO.ID - Kasus penderita stroke pada kalangan muda atau usia mudia meningkat tajam.

"Memang tren stroke pada usia muda itu cenderung mengalami suatu peningkatan di banyak negara, termasuk juga Indonesia. Beberapa usia yang saya temui sekitar 30-40 tahun itu sekarang meningkat sekali," ungkap dokter saraf Dr dr Dodik Tugasworo, Sp.S(K) dalam webinar daring, 25 Oktober 2024.

Dijelaskannya, salah satu faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko stroke pada usia muda adalah gaya hidup yang kurang sehat.

Mulai dari kurang berolahraga, makan tinggi lemak dan gula, hingga kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.

"Pola makan tinggi lemak dan gula, juga kurangnya aktivitas fisik, serta ada kebiasaan merokok di kalangan usia muda dan konsumsi alkohol. Ini semua sesuatu yang aan membuat kecenderungan usia muda menjadi lebih banyak terkena stroke pada akhir-akhir ini," paparnya.

BACA JUGA:

Selain itu, tingkat stres juga perlu diperhatikan karena turut menjadi salah satu faktor pemicu stroke.

"Tingkat stres juga penting karena pada iklim kompetisi itu mungkin menjadi tinggi sehingga terjadi gangguan tidur dan semuanya menjadi risiko untuk terjadinya stroke," ungkapnya.

Di samping itu, terdapat faktor medis lain yang bisa meningkatkan risiko stroke, seperti genetik, hipertensi, diabetes, dislipidemia, atau kegemukan.

"Hampir 80 persen penderita stroke itu karena dipertensi."

Untuk mencegah dampak yang lebih parah dari stroke, perlunya skrining atau deteksi dini.

Dalam hal ini, yang perlu diketahui pertama adalah riwayat kesehatan keluarga yang mengalami stroke, hipertensi, diabetes, atau dislipidemia.

BACA JUGA:

"Kemudian juga apakah mempunyai gaya hidup yang nggak bagus? kalau dia punya gaya hidup yang nggak bagus, mungkin tiap 3-6 bulan harus lakukan skrining," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: