Israel Bersiap Invasi Darat Rafah, Hiraukan Kecaman Internasional
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant sebut bersiap meluncurkan invasi darat ke Rafah di Jalur Gaza selatan--IsraelNews
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Israel mengungkapkan akan melakukan serangan militer di Kota Rafah di wilayah Gaza selatan.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Jumat, 16 Februari 2024 lalu yang menyebutkan bahwa Israel akan bersiap meluncurkan invasi darat ke Rafah di Jalur Gaza selatan yang berbatasan dengan Mesir.
Israel juga tidak menghiraukan peringatan internasional tentang kekhawatirannya terkait keselamatan nyawa ratusan ribu warga Palestina yang mencari perlindungan di sana.
Diketahui setidaknya ada sekitar 1,4 juta jiwa warga Palestina, lebih dari separuhnya merupakan populasi dari Gaza yang memadati kota Rafah.
Terdapat ratusan ribu orang tinggal di tenda-tenda yang sebagian besar dari mereka terpaksa mengungsi akibat pertempuran di tempat lain yang berada di wilayah tersebut.
- BACA JUGA:Diperhitungkan Israel, Seberapa Kuat Militer Indonesia di Mata Dunia
- BACA JUGA:Pembebasan 2 Sandera dari Hamas Tewaskan 100 Orang, China Kecam Operasi Militer Israel di Kota Rafah
Sebelumnya, Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) sudah menolak permintaan Afrika Selatan yang akan mengambil tindakan untuk melindungi kota Rafah.
Mahkamah Internasional (ICJ) juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa situasi berbahaya di kota Rafah menuntut implementasi segera da efektif dari tindakan sementara yang ditunjukan oleh pengadilan dalam perintahnya tertanggal 26 Januari 2024, yang berlaku di seluruh Jalur Gaza, termasuk di Rafah, dan tidak menuntut indikasi tindakan sementara tambahan.
Pengadilan dunia itu menambahkan bahwa Israel tetap terikat untuk sepenuhnya mematuhi kewajibannya berdasarkan Konvensi Genosida dan perintah tersebut, termasuk dengan memastikan keselamatan dan keamanan warga Palestina di Jalur Gaza.
Israel menyebutkan pihaknya melakukan segala yang mereka bisa untuk menyelamatkan warga sipil dan hanya menargetkan militan Hamas yang taktiknya adalah bersembunyi di wilayah sipil, sehingga menyulitkan Israel untuk menghindari jatuhnya korban sipil.
- BACA JUGA:Usai Putusan ICJ, Netanyahu: 'Kami Akan Lanjutkan Perang Sampai Menang Mutlak!'
- BACA JUGA:Israel Kembali Bombardir Gaza dan Rafah, 9 Orang Tewas, Anak-anak dan Wanita Jadi Korban!
Amerika Kirim Bom dan Senjata
Sempat sebelumnya Amerika Serikat mendorong adanya gencatan senjata dalam perang di Gaza dan menentang rencana Tel Aviv untuk melakukan invasi darat di Rafah selatan.
Nyatanya Presiden Joe Biden bersiap mengirim lebih banyak bom dan senjata ke negara Zionis tersebut, langkah ini menjadi sebuah kemunafikan Washington.
Mengutif Wall Street Journal (WSJ), pengiriman senjata yang diusulkan mencakup masing-masing sekitar seribu bom MK-82 seberat 500 pon (227kg) dan Joint Direct Attack Munitions (JDAM) K MU-572 yang mengubah amunisi tidak terarah menjadi bom berpemandu presisi.
AS selanjutnya mempertimbangkan untuk mengirimkan sekering bom FMU-139, dengan total pengiriman diperkirakan bernilai puluhan juta dolar, yang akan dibayarkan dari bantuan militer AS ke Israel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: