Mengenal Faisal Basri, Pengamat Ekonomi yang Sebut Utang Indonesia Sudah Menembus Rp8000 Triliun

Mengenal Faisal Basri, Pengamat Ekonomi yang Sebut Utang Indonesia Sudah Menembus Rp8000 Triliun

Pengamat Ekonomi Faisal Basri Foto : Radar Tegal-Disway --

JAKARTA,RADARPENA, CO.ID – Pengamat ekonomi Indonesia Faisal Basri terus menyuarakan kritik dalam bidang ekonomi.

Sosok pengamat satu ini sejak dulu konsisten memberi masukan dalam pembangunan ekonomi Indonesia.

Paling baru pada Sabtu 13 Januari 2024 Faisal Basri yang tergabung dalam Komite Gerak Bareng, dalam sebuah acara diskusi Political Economic Outlook 2024 memberi kritik keras pemerintahan Presiden Jokowi.

Saat itu Faisal Basri menganggap Pemerintahan Jokowi telah melanggengkan politik dinasti dan korupsi.

Faisal menyoroti dampak negatif kebijakan ekonomi pemerintah selama ini, terutama mengenai tingginya utang negara yang akhir 2023 sudah mencapai Rp 8.000 Triliun.

Indeks demokrasi, oligarki dan persepsi korupsi itu bersejajar dengan  ekonomi. Betapa ekonomi itu sebetulnya sudah berada di ujung tanduk.

Ibaratnya ada orang uangnya banyak, menginginkan punya rumah lima buah dan mobil mewah. Tetapi disisi lain  pendapatannya sedikit.

BACA JUGA:Prabowo Lepas Keberangkatan Kapal RS TNI KRI Radjiman untuk Kirim Bantuan ke Palestina

BACA JUGA:Bocoran Sinopsis Film Korea Terbaru: Badland Hunters Tayang di Netflix 26 Januari 2024

BACA JUGA:BPN Depok Minta Pemkot Percepat Sertifikasi Aset Daerah, Indra Gunawan: Ini Bukan Sekedar Tugas, Tapi Komitmen

 

‘’Nah ini Pak Jokowi, dia gak usaha, kerja keras, supaya bisa punya mobil dan rumah mewah tapi dia menyengsarakan Gen-Z carannya apa?, Bikin IKN, kereta cepat, duitnya gak ada, akhirnya dengan utang, utangnya sekarang  8.000 triliun, ‘’kata Faisal Basri dalam diskusi tersebut seperti dikutip dari Disway.id  edisi Senin 15 Januari 2024.

Selanjutnya utang ini kata Faisal yang bayar bukan mereka, tidak kata Fisal karena utang ini 10 hingga 30 tahun. Nah yang bayar kita dan anak cucu kita, ‘’ungkapnya

Dalam acara Komite Gerak Bareng tersebut bukan hanya Faisal Basri yang hadir. Hadir pula sejumlah Pakar Ekonomi dan aktvitas HAM yakni Eep Saefullah Fattah (CEO Polmark), Haris Azhar (Aktivis HAM) dan Hadi R Purnomo (Direktur LPSES).

Komite Gerak Bareng diinisiasi oleh tiga Kelompok relawan dari berbagai afiliasi politik, termasuk para relawan dari paslon  capres-cawapres nomor urut 1,2,3.

Sekadar mengulas Sosok Faisal Basri dulunya setelah era Reformasi awal tahun 2000-an adalah termasuk tokoh pendiri Majelis Amanat Rakyat (MARA) yang merupakan cikal bakal dari berdirinya  Partai Amanat Nasional.

Saat itu Faisal Basri menjadi Sekretaris Jenderalnya yang pertama, walau akhirnya keluar karena berseberangan dengan ketua Umumnya Prof. Amien Rais.

Beliau keseharian merupakan staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Indonesia (UI).

Faisal Basri lahir di Bandung 6 November 1959, sosoknya juga bukan orang sembarangan sebab ia merupakan keponakan kandung dari Wakil Presiden Indonesia Adam Malik.

Berbagai jabatan penting pernah di raih pria yang beristrikan, syafitrie dan telah dikaruniakan 3 orang anak itu.

Salah satu jabatang penting yang pernah dipegang adalah dua (2) yang paling akhir yakni Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas pada tahun 2014 oleh Menteri ESDM kala itu Sudirman Said.

Tugasnya melakukan reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas  (Migas), yakni memberantas mafia Migas yang bersarang di Sektor energi dan menata uang kelembagaan supaya bisa bekerja optimal.

Ia tidak lama di Tata kelola Migas, karena ruang gerak yang terbatas dan memilih tidak diperpanjang. Setelah itu ditahun 2015 dia diminta membantu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.Tugasnya memberantas mafia ikan alias anti ilegal fishing.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: