Peneliti Ungkap Sejumlah Negara Pemasok Senjata ke Hamas sebagai Dukungan Militer
Pemasok alat-alat senjata dari negara Asia yang diberi ke Hamas--
LAMPUNG, RADARPENA.CO.ID-Hamas tidak hanya mengandalkan senjata buatan dalam negeri,tetapi kelompok pejuang Palestina itu juga mendapatkan pasokan dari berbagai negara dan pada umumnya pasokan senjata tersebut dikirim memalui jalur ilegal.
Dukungan senjata impor itu mampu mempekruat perjuangan Hamas dalam melemahkan tentara pendudukan Israel.
Bahkan, Hamas juga memiliki drone yang canggih yang mampu berfungsi sebagai pengintai atau pun melakukan serangan mematikan.
Berikut ini mengutip berbagai sumbet, 3 Negara Asia yang memasok senjata ke Hamas
1. Iran
Beberapa ahli bahan peledak menyatakan bahwa foto-foto baru senjata yang digunakan Hamas membuktikan hubungan organisasi perjuangan Palestina tersebut dengan Iran.
Dua peneliti di Long War Journal bahwa koleksi senjata tersebut juga tampaknya mencakup sejumlah besar “proyektil berbentuk bahan peledak yang menembus baju besi yang mematikan” atau EFP.
BACA JUGA:Indonesia Kalah Sakti dari Malaysia soal Jaringan di Dunia, Nih Buktinya!
BACA JUGA:Hasil Malaysia Open 2024: Gilas Pasangan Taiwan, Fajar/Rian Tembus ke Perempat Final
"Dua dari sistem senjata yang digunakan Hamas, cakram peledak hitam dengan muka cekung, dan perangkat berbentuk kerucut hitam, tampaknya adalah EFP” tulis Joe Truzman dan Bill Roggio, pakar senjata.
Keterlibatan Iran dalam invasi Hamas ke Israel telah berspekulasi lama semenjak terjadinya penyerangan dimulai.
Lalu Iran telah lama mendukung organisasi teroris tersebut, dan terkadang juga memberikan bantuan-bantuan moneter.
2. Korea Utara
Badan mata-mata Korea Selatan menuding Hamas menggunakan senjata buatan Korea Utara untuk melawan Israel di Gaza.
Itu dilaporkan kantor berita Korea Selatan Korea Selatan Yonhap.
Hamas diduga menggunakan senjata Korea Utara sejak perang pecah tiga bulan lalu, dan penolakan publik pertama Korea Utara atas tuduhan tersebut terjadi kurang dari seminggu setelah serangan terhadap Israel pada 7 Oktober, tetapi Pyongyang menyangkal terlibat dalam serangan terhadap warga Israel.
Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) membenarkan laporan di Voice of America, lembaga penyiaran internasional milik negara AS, yang memuat foto peluncur granat F-7 yang diduga digunakan oleh Hamas dan memuat tulisan Korea. NIS mengatakan “penilaiannya sama dengan laporan VOA.”
BACA JUGA:KPK OTT Bupati hingga Anggota DPRD Labuhanbatu, Ali Fikri:10 Orang Ditangkap!
BACA JUGA:Siap-siap! Tarif KRL Comutter Line Jabodetabek Bakal Naik di 2024, KCI: Tunggu Tanggal Mainnya!
Yonhap melaporkan, NIS mengatakan pihaknya mengumpulkan dan mengumpulkan bukti lebih lanjut mengenai pasokan senjata Korea Utara ke Hamas. Namun saat ini sulit untuk memberikan bukti tersebut karena kebutuhan untuk melindungi sumber informasi dan pertimbangan hubungan diplomatik.
NIS sebelumnya telah melaporkan kepada parlemen Korea Selatan bahwa Kim Jong-Un, diktator Korea Utara, telah memerintahkan para pejabat untuk menyusun strategi membantu perjuangan Palestina.
Konfirmasi dari Korea Selatan ini muncul hanya beberapa hari setelah terungkap bahwa Korea Utara juga memasok senjata ke Rusia yang baru-baru ini digunakan dalam perang Rusia melawan Ukraina.
3. China
Laporan pasokan senjata Korea Utara ke Gaza muncul hanya beberapa hari setelah IDF mengungkapkan timbunan persenjataan canggih buatan China, termasuk senapan serbu, peluncur granat, peluru M16, dan peralatan komunikasi yang ditemukan tentara Israel di Gaza selama perang sejauh ini.
China dan Korea Utara memiliki perjanjian pertahanan bersama, satu-satunya perjanjian yang dimiliki dengan negara mana pun di dunia.
BACA JUGA:Tampil Besok, Ini Daftar 26 Pemain Timnas Indonesia di Piala Asia 2023 Qatar
BACA JUGA:Cerita Pengguna Hyundai Ioniq 5 Gelisah Sulitnya Suku Cadang
“Ini adalah teknologi persenjataan dan komunikasi kelas atas, sesuatu yang tidak dimiliki Hamas sebelumnya,” kata seorang sumber intelijen Israel kepada surat kabar Inggris The Telegraph pada saat itu. "Dengan bahan peledak yang sangat canggih yang belum pernah ditemukan sebelumnya dan terutama pada bahan peledak semacam itu. skala besar.”
Melansir The Jerusalem Post, meskipun senjata tersebut dibuat di China, tidak diketahui apakah pemerintah China terlibat dalam transfer atau penjualan senjata tersebut. Aktor negara pihak ketiga yang menerima penjualan senjata oleh China, seperti Iran, mungkin telah menyerahkan senjata tersebut ke Hamas, atau pedagang senjata ilegal mungkin telah menjualnya langsung ke kelompok tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: