Terungkap! Motif Suku Druze Direkrut Jadi Pasukan IDF, Taktik Israel untuk Pecah Belah Warga Israel di Arab

Terungkap! Motif Suku Druze Direkrut Jadi Pasukan IDF, Taktik Israel untuk Pecah Belah Warga Israel di Arab

Suku Druze dikenal memuja sejumlah nabi, seperti Yitro (Shu'aib) dan Ayub (Ayyub), tempat suci, serta pertemuan keagamaan yang disebut Laylet Al-Jum'a. 

Komunitas Suku Druze hingga saat ini tetap bertahan di seluruh dunia yang membuktikan kepatuhan mereka terhadap prinsip taqiyya untuk melindungi diri. Mereka telah beradaptasi dengan lingkungannya dan berjanji setia kepada negara mana pun yang ditinggali.

Perjanjian Suku Druze Terhadap Israel

Para pemimpin Druze menandatangani "perjanjian darah" dengan Israel pada 1956. Perjanjian ini mewajibkan komunitas tersebut untuk bergabung dengan IDF. Sudah lebih dari 60 tahun Suku Druze menjalankan perjanjian ini yang menewaskan ratusan warganya untuk melindungi Israel. 

Kewajiban wajib militer (Wamil) bagi masyarakat Druze menjadi perdebatan panjang di kalangan komunitas Druze di Israel. Perdebatan ini meningkat setelah konferensi di Amman pada 2001 yang disponsori oleh Walid Jumblatt, pemimpin Druze Lebanon. 

Jumblatt meminta agar Suku Druze Israel tidak bergabung dengan IDF untuk berperang melawan saudara mereka Palestina. 

Jika mereka harus bertugas, Jumblatt berharap bahwa masyarakat Druze tidak menyerang Palestina yang sedang berjuang melawan pendudukan Israel. 

Namun, mayoritas masyarakat pendukung wajib militer Druze beranggapan bahwa keterlibatan dalam IDF sebagai bentuk kesetiaan Druze di Timur Tengah terhadap tanah air mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: