Qatar Bongkar Rahasia Gencatan Senjata Hamas-Israel

Qatar Bongkar Rahasia Gencatan Senjata Hamas-Israel

Sementara Hamas menyatakan mereka tidak dapat menentukan siapa yang ditahan sampai jeda pertempuran dimulai. AS dan Israel pun memandang posisi Hamas tidak jujur. Pejabat itu mengatakan rencana invasi Israel diadaptasi untuk mendukung jeda jika kesepakatan tercapai.

Biden kemudian terlibat dalam pembicaraan terperinci selama tiga minggu berikutnya ketika proposal mengenai kemungkinan pembebasan sandera terus diperbincangkan.

Tuntutan dibuat agar Hamas memberikan daftar sandera yang ditahan, informasi identitas mereka, dan jaminan pembebasan.

Berdasarkan perjanjian yang mulai terbentuk, para sandera perempuan dan anak-anak akan dibebaskan pada tahap pertama, bersamaan dengan pembebasan tahanan Palestina dari Israel secara sepadan.

BACA JUGA:

Namun kesepakatan ini menimbulkan banyak ketidakpastian, hingga pembicaraan terhenti karena komunikasi menjadi gelap di Gaza.

Kini perjanjian tersebut sekarang disusun agar perempuan dan anak-anak dibebaskan pada tahap pertama, dengan harapan pembebasan di masa depan dan tujuan untuk membawa pulang semua sandera ke keluarga mereka.

"Hanya ada satu permasalahan yang tersisa, terkait dengan jumlah sandera yang akan dibebaskan pada tahap pertama dan struktur akhir dari kesepakatan untuk memberikan insentif bagi pembebasan lebih dari 50 perempuan dan anak-anak yang diketahui," kata para pejabat.

"Banyak kontak tambahan pun terjadi, dan kesepakatan akhirnya tercapai," Pungkasnya.

BACA JUGA:

Sementara itu media Israel membeberkan rincian perjanjian gencatan senjata untuk pembebasan sandera antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, yang disepakati hari ini. Menurut laporan stasiun televisi Channel 12, kesepakatan tersebut diperkirakan mulai berlaku Kamis atau Jumat pekan ini.

Berdasarkan perjanjian yang ditengahi Qatar itu, 50 warga Israel yang ditahan Hamas akan dibebaskan dengan imbalan pembebasan 150 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.

Kesepakatan itu juga meliputi jeda pertempuran selama empat hari dan masuknya 300 truk berisi bantuan kemanusiaan, termasuk bahan bakar, ke Jalur Gaza.

Perjanjian tersebut juga memungkinkan gencatan senjata diperpanjang dan kemungkinan pembebasan anak dan perempuan yang ditahan oleh kedua belah pihak yang lebih banyak.

Saluran TV tersebut melaporkan bahwa warga Israel yang akan dibebaskan meliputi 30 anak-anak, delapan ibu, dan 12 perempuan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: