Dampak Kekeringan Terhadap Polusi Udara: Saat Langit Biru Menjadi Ancaman
Paparan terhadap partikel-partikel polutan seperti PM2.5 (partikel berukuran 2.5 mikrometer atau lebih kecil) dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma, bronkitis, dan bahkan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Bayi, anak-anak, dan orang tua lebih rentan terhadap dampak kesehatan ini.
Kerusakan Lingkungan: Polusi udara selama kekeringan juga dapat merusak lingkungan secara keseluruhan.
Tumbuhan dan hewan liar dapat terpengaruh oleh polutan udara yang meningkat, mengganggu rantai makanan dan ekosistem.
Terutama, hewan air yang hidup di sungai dan danau yang mengalami penurunan air karena kekeringan dapat menghadapi risiko lebih besar karena kualitas air yang memburuk.
BACA JUGA:
- Aplikasi Daftar Uji Emisi Mobil : Solusi Praktis Mengurangi Polusi Udara
- Polusi Udara Memburuk, Pemprov DKI Jakarta Terapkan WFH 50 Persen Bagi ASN
Kualitas Air Menurun: Selama kekeringan, penurunan air yang parah dapat mengakibatkan peningkatan konsentrasi polutan dalam air yang masih ada.
Ini dapat merusak kualitas air dan membuatnya tidak aman untuk konsumsi manusia dan hewan. Peningkatan aliran limbah domestik dan industri ke dalam sumber air yang berkurang juga dapat memperburuk masalah ini.
Upaya Mengatasi Polusi Udara Selama Kekeringan
Meskipun polusi udara selama kekeringan adalah masalah serius, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dampaknya:
1. Meningkatkan Kesadaran: Edukasi masyarakat tentang dampak kesehatan dan lingkungan polusi udara selama kekeringan dapat membantu mendorong tindakan individu yang lebih ramah lingkungan seperti mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi.
2. Memperkuat Peraturan Emisi: Pemerintah dapat memperketat peraturan emisi untuk kendaraan dan industri selama periode kekeringan. Ini dapat membantu mengurangi emisi polutan ke atmosfer.
BACA JUGA:
- Membersihkan Paru-paru dari Polusi Udara: Pentingnya Perawatan Kesehatan Respiratori
- PKS 'Sentil' Pemprov DKI Jakarta soal Polusi Udara: Anggaran untuk Tangani Polusi Jangan Diirit-Irit!
3. Promosi Energi Bersih: Mendorong penggunaan energi bersih dan berinvestasi dalam sumber energi terbarukan adalah langkah penting dalam mengurangi emisi dari pembangkit listrik.
4. Manajemen Kebakaran Hutan yang Lebih Baik: Upaya untuk mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan perlu ditingkatkan untuk mengurangi emisi asap dan partikel polutan yang merusak.
Kekeringan memiliki dampak yang signifikan pada polusi udara, yang pada gilirannya dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Penting bagi kita semua untuk bekerja sama dalam mengurangi emisi polutan dan mengambil langkah-langkah perlindungan selama periode kekeringan untuk menjaga kualitas udara yang sehat bagi generasi masa depan. *** (Nadya Azka)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: