Penjelasan tentang Hantu Dalam Pandangan Sains

Hantu menurut sains--
Radarpena.co.id, Jakarta - Hantu dianggap momok bagi banyak orang yang menakutkan dan bikin merinding, sekaligus juga penasaran. Di Amerika sebanyak 43% orang percaya akan keberadaan hantu, sementara di Inggris dipercaya mencapai 34%. Hantu termasuk ke dalam fenomena dalam kehidupan manusia yang sangat unik, yakni tidak pernah dibuktikan tetapi dipercaya oleh orang banyak. Percaya atau tidak akan keberadaannya, di kebudayaan eksistensi hantu sangatlah kuat. Hantu dianggap berkaitan dengan roh atau arwah yang lepas dari tubuh atau raga manusia setelah kematian.
Beberapa film dan produk budaya populer seperti lagu, buku, film maupun cerita rakyat menggambarkan bahwa hantu adalah makhluk yang memiliki dimensi berbeda dari manusia. Istilah makhluk halus merujuk pada konsepsi hantu sebagai sesuatu yang tidak kasat. Saking halusnya, hantu dianggap mampu menembus material misalnya menembus tembok atau dinding tebal. Sudah lama ilmu pengetahuan dipakai untuk menjawab pertanyaan apakah hantu itu ada atau sekedar dari imajinasi manusia saja. Bahkan pemburu hantu dunia sudah menggunakan alat canggih untuk mendeteksi akan keberadaan hantu. Para ghost hunter tersebut memakai peralatan berteknologi tinggi seperti digital audio recorder, pendeteksi gerak, detector medan elektromagnetik, detector ion, kamera infrared dan mikrofon super sensitive. Namun, penggunaan alat-alat modern itu tidak dapat membuktikan akan keberadaan hantu.
BACA JUGA:7 Tips Membangun Hubungan yang Kuat untuk Pasangan Muda
Energy dari orang hidup tidak akan kemana-mana dan berubah menjadi sosok yang kita kenal sebagai hantu. Maka, berargumen bahwa ketika kita hidup, memiliki energy listrik dalam tubuh yang menyebabkan jantung berdetak dan membuat kita bisa bernafas. Namun argument ini mudah dibantah. Memang benar bahwa dalam tubuh kita mengandung energy, namun bukan berarti energy ini akan berubah menjadi hantu pada saat kita mati. Energy yang tersimpan ini sebagaimana dalam Hukum Termodinamika Pertama akan dikonversi atau ditransfer ke lingkungan. Energy kita akan dilepaskan dalam bentuk panas dan berpindah ke cacing-cacing, bakteri atau hewan yang memakan tubuh kita. Juga tumbuhan yang menyerap jasad kita sebagai unsur hara.
Fenomena keberadaan hantu telah lama dikaji oleh banyak orang dengan pendekatan ilmu pengetahuan yang bisa dipertanggungjawabkan. Beberapa kesimpulan tentang hantu menurut sudut pandang sains.
1. Epilepsy temporal
Orang-orang yang bisa melihat hantu disebabkan oleh kesalahan otak yang dipicu oleh berbagai penyebab, seperti gangguan pikiran, kelelahan, dan epilepsy temporal pada bagian otak terkait dengan penglihatan. Otak manusia memiliki kapasitas, terutama karena kondisi tubuh dan asupan oksigen. Bila otak sering lelah dan tidak fokus, maka penglihatan kita akan mengirimkan informasi parsial yang akan diterjemahkan oleh otak secara tidak sempurna. Karena biasanya situasi ini terjadi dalam waktu yang singkat, tidak sempat lagi untuk menganalisis dan cenderung mengaitkannya dengan hal gaib.
BACA JUGA:Deretan Film Horor Indonesia Tayang 6 Maret 2025, Siap Hantui Layar Lebar!
2. Temporo parietal junction (Left TPJ)
Bagian otak temporoparietal junction kiri atau biasa disebut Left TPJ, yakni bagian otak yang berfungsi dalam membedakan diri sendiri dengan orang lain, berpengaruh dalam membentuk ilusi-ilusi hantu. Gangguan pada bagian otak tersebut menciptakan persepsi dan keyakinan orang akan adanya sesuatu bayangan atau hal-hal yang identik dengan gambaran hantu.
3. Perubahan suhu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: