Balita dan Lansia Mulai Alami Batuk dan Pilek Berkepanjangan Akibat Pencemaran Udara di Jakarta

Balita dan Lansia Mulai Alami Batuk dan Pilek Berkepanjangan Akibat Pencemaran Udara di Jakarta

Selain itu, kondisi ini jubga banyak terjadi pada lansia, hal ini disebabkan sistem imun yang mulai menurun.

BACA JUGA:

Pengaruh Pencemaran Udara Terhadap ISPA

Badan PBB, UNISEF, sudah pernah melakukan penelitian terhadap pengaruh pencemaran udara terhadap ISPA, dan hasilnya adalah diperkirakan 600.000 anak meninggal setiap tahunnya karena pneumonia dan penyakit pernapasan lainnya. Polusi atau pencemaran udara adalah salah satu faktor penyebab  terbesarnya.

Pengurus pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dokter spesialis anak Darmawan B. Setyanto mengatakan, ISPA adalah salah satu pembunuh anak-anak. Polusi udara berupa partikel renik masuk lewat saluran udara dan merusak mekanisme pertahanan tubuh. Hal ini mengakibatkan SIPA lebih mudah menyerang dan menjadi sangat berbahaya.

Darmawan mengungkapkan pencemaran udara memfasilitasi terjadinya ISPA, pneumonia oleh kuman.

Dokter Darmawan manambahkan, tiap tahun sekitar 2,2 juta orang meninggal karena sumbangan polusi udara ini.

Solusi Menghindari Dampak Pencemaran Udara pada Anak

Dokter Spesialis Anak Darmawan B. Setyanto, RSCM, mengatakan,"Kita harus bertindak dari hulu, bukan ada korban dulu baru mengambil tindakan".

Dokter Darmawan membagikan beberapa tipa kepada orang tua untuk mengurangi risiko anak terpapar pencemaran udara:

  • membatasi kegiatan di luar rumah terutama untuk anak-anak dan lansia
  • tetap memakai masker apabila harus keluar rumah
  • saat polusi udara tinggi, hindari aktivitas fisik
  • menambah menu makanan sehat dan buah-buahan untuk meningkatkan imunitas
  • meletakkan tanaman di dalam rumah untuk revitalisasi udara
  • perbanyak minum air putih, berguna untuk membias racun dalam tubuh
  • gunakan gorden tebal
  • kurangi membakar sampah

Respon Pemerintah

Pemerintah dan lembaga terkait memprioritaskan pembenahan sumber-sumber pencemaran udara.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dokter Siti Nadia Tarmizi.

Dokter Nadia mengatakan, sejauh ini Kemenkes sudah membenttuk komite respirologi dan dampak polusi udara bagi kesehatan.

Adapun perencanaan strategisnya adalah upaya deteksi, penurunan risiko kesehatan, dan adaptasi terhadap pencemaran udara. Hal ini diharapkan akan menguarangi risiko dampak penemaran udara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: