Petani Semakin Sejahtera, Indikatornya Nilai Tukar Petani, Tinggi
JAKARTA, RADARPENA - Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki alat ukur untuk melihat kemampuan daya beli petani pada setiap bulannya. Alat ukur ini diberi nama Nilai Tukar Petani (NTP). Petani yang dimaksud dari semua jenis tanaman yang mereka usahakan . Bisa Holtikultura, Tanaman Pangan, Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan, Perikanan yang terbagi atas perikanan Budidaya, Perikanan Tangkap.
Setiap sekali dalam satu bulan , Badan Pusat Statistik Baik Pusat atau daerah-daerah akan merilis Nilai Tukar Petani (NTP) disetiap Provinsi yang ada di Indonesia. Misa Jika l dirilis pada awal bulan Juli, itu berarti menggambarkan data untuk bulan Juni.
Provinsi Bengkulu pada periode Juni 2023 lalu memiliki besaran NTP sebesar 142,14 persen atau naik sebesar 2,14 persen dibanding NTP sebelumnya atau NTP pada Bulan Mei 2023. Secara ringkas Nilai Tukar Petani didefinisikan Perbandingan indeks harga yang diterima Petani (t) terhadap Indeks Harga yang dibayar Petani. Nilai Tukar Petani merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani.
BACA JUGA:BKKBN Fokuskan Pemutakhiran Data Keluarga Tahun 2023 di 13.263 Desa
Ukuran 100 persen adalah ukuran standar alias berimbang antara pemasukan dan pengeluaran. itu berarti jika NTP diatas 100 point menandakan telah terjadi surplus pendapatan dari dbanding yang dkeluarkan. Itu menandakan petani sudah menuju ke kondisi sejahtera.
Berdasarkan pantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Bengkulu pada Juni 2023 NTP naik 2,41 persen. Peningkatan ini bisa terjadi karena terjadinya peningkatan indeks harga produksi pertanian dan peningkatan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal.
BACA JUGA:Masyarakat Antusias Ikuti Sosialisasi Hari Keluarga Nasional dan Cegah Stunting dari BKKBN
Peningkatan yang terjadi pada NTP Juni 2023 dipengaruhi oleh peningkatan Nilai Tukar Petani yang terjadi pada empat subsektor yaitu subsektor Holtikultura sebesar 16,87 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,27 persen, Subsektor Peternakan sebesar 1,53 persen, dan Subsektor Perikanan sebesar 1,53 persen. Hanysa saja satu subsektor mengalami penurunan yakni Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,37 persen.
Pada Juni 2023 secara keseluruhan Indeks harga yang diterima petani (it), mengalami peningkatan sebesar 2,95 persen dibanding indeks Harga yang diterima Petani (it) bulan Me 2023 yaitu dari 163,83 menjadi 168,65. Peningkatan it pada Juni disebabkan oleh meningkatnya it pada seluruh subsektor pertanian, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,16 persen,subsektor Holtikultura sebesar 17,39 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2, 28 persen, subsektor peternakan sebesar 2,08 persen dan subsektor perikanan sebesar 1,31 persen (iaa)***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: