Antisipasi Penyebaran DBD, Pemprov DKI Bakal Lepas Nyamuk Aedes Aegypti Ber-Wolbachia di Jakbar

Kamis 26-09-2024,08:20 WIB
Reporter : Putri Indah
Editor : Putri Indah

Sementara itu, Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan RI Anas Ma'ruf menerangkan, pihaknya menerapkan inovasi teknologi Wolbachia untuk menurunkan kasus DBD di Indonesia.

Teknologi Wolbachia merupakan salah satu inovasi dan bagian dari strategi pengendalian yang tertuang dalam Stranas (Strategi Nasional) Pengendalian Dengue.

“Jakarta Barat menjadi salah satu area yang diprioritaskan untuk penerapan teknologi ini, mengingat tingginya angka kejadian DBD di wilayah tersebut,” ujar Anas.

Di sisi lain, salah satu peneliti Wolbachia, Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM Riris Andono Ahmad memaparkan, bakteri Wolbachia merupakan bakteri yang ditemukan secara umum pada sekitar 60 persen serangga di dunia.

Nyamuk Aedes aegypti secara alami tidak mempunyai bakteri Wolbachia di dalam tubuhnya.

Inovasi teknologi ini dilakukan dengan memasukkan bakteri Wolbachia ke dalam tubuh nyamuk melalui ribuan kali percobaan mikro-injeksi pada telur nyamuk Aedes aegypti sampai akhirnya berhasil dan diperoleh nyamuk Aedes aegypti yang dalam tubuhnya mengandung bakteri Wolbachia.

“Tidak ada rekayasa genetik dalam teknologi ini, karena secara fisik tidak ada perubahan bentuk maupun sifat dari nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia dengan nyamuk Aedes aegypti tanpa Wolbachia,” paparnya.

Ia menambahkan, selain di Indonesia, pemanfaatan teknologi Wolbachia juga telah dilakukan di negara lain, seperti Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuathu, Mexico, Kiribathi, New Caledonia, dan Sri Lanka.

Hasilnya pun kata Riris, terbukti efektif untuk pencegahan Dengue.

“Dalam salah satu penelitian di Yogyakarta, didapatkan hasil bahwa teknologi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia mampu menurunkan angka kesakitan akibat DBD sebesar 77 persen dan menurunkan angka perawatan rumah sakit akibat DBD sebesar 86 persen,” terang Riris.

Teknologi Wolbachia untuk pengendalian Dengue telah direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021.

(Cahyono).

 

Kategori :