Ketika menikah dengan seorang pria bernama Djakiman, mereka tinggal di sebuah desa bernama Candisari yang ada di Kecamatan Kalasan, Yogyakarta.
Saat menikah dan dikaruniai enam orang anak, ada satu anak yang terlahir dengan sifat rewel dan suka menangis. Dalam Bahasa Jawa, kelakuan anak kecil tersebut bisa dikenal dengan istilah berek.
Untuk mencukupi kebutuhan hidup, Mbok berek membuka kedai ayam goreng dan ia membuat ayam goreng hanya dengan bumbu dan cara yang sederhana.
BACA JUGA:Menu Resep Rawon Kuah Hitam Yang Nimakt Dan Lezat, Cocok Untuk Disajikan Saat Kumpul Keluarga
Tapi, dari racikan tangannya, ayam goreng yang dibuatnya tersebut memiliki cita rasa yang berbeda dengan kebanyakan rasa ayam goreng pada masa itu.
Hingga pada puncaknya sekitar tahun 1960-an kedai ini dikunjungi oleh Presiden Soekarno dan Mbok Berek kewalahan melayani pembeli yang akan datang.
Sayangnya, di tahun 1960-an juga kedai ini bangkrut dan warga yang tadinya bekera di kedai milik Mbok Berek akhirnya membuka kedainya sendiri-sendiri.
Berawal dari kejadian tersebut ayam kalasan akhirnya menyebar luas dan menjadi salah satu varian dari ayam goreng khas Indonesia. ***(dms)