Larangan dan Sanksi Bagi Pelanggar Aturan Perayaan Hari Raya Nyepi 2025

Larangan dan Sanksi Bagi Pelanggar Aturan Perayaan Hari Raya Nyepi 2025

Para Pecalang menjaga kesucian Hari Raya Nyepi --kolomdesa

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Umat Hindu di Bali akan merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 pada Sabtu 29 Maret 2025. 

Perayaan ini berlangsung selama 24 jam penuh, dimulai pada Sabtu, 29 Maret 2025 pukul 06.00 WITA hingga Minggu, 30 Maret 2025 pukul 06.00 WITA.

Saat Nyepi, suasana di Bali akan berubah menjadi hening dan penuh kedamaian. Seluruh aktivitas umum, termasuk operasional bandara dan jalanan, akan dihentikan untuk menjaga kekhidmatan perayaan ini.

Nyepi bukan sekadar hari libur, tetapi juga momen introspeksi diri bagi umat Hindu dengan menerapkan Catur Brata Penyepian, yaitu empat pantangan utama yang harus dipatuhi. 

Tidak hanya warga lokal, wisatawan yang berada di Bali juga diharapkan menaati aturan yang telah ditetapkan.

BACA JUGA:Kumpulan Ucapan Hari Raya Nyepi 2025 dalam Bahasa Bali, Indonesia, dan Inggris untuk Media Sosial

Namun, apa yang terjadi jika ada yang melanggar aturan Nyepi? Berikut ini penjelasannya.

Aturan Catur Brata Penyepian yang Harus Dipatuhi

Selama Nyepi, umat Hindu wajib menjalankan Catur Brata Penyepian, yang terdiri dari empat aturan utama, yaitu:

1. Amati Geni (Tidak Menyalakan Api atau Cahaya)

Dilarang menyalakan lampu, api, kompor, dan alat elektronik.

Simbol memadamkan hawa nafsu dan menanamkan kesederhanaan dalam hidup.

2. Amati Lelungan (Tidak Bepergian)

Umat Hindu wajib tetap di rumah dan tidak bepergian.

Momen ini digunakan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan melakukan introspeksi.

BACA JUGA:Sosok Lisa Mariana, Selebgram yang Ngaku Jadi Selingkuhan Ridwan Kamil

3. Amati Karya (Tidak Bekerja)

Seluruh kegiatan pekerjaan dihentikan selama Nyepi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: