Mengenal Tradisi Umat Hindu Saat Perayaan Nyepi 2025

Suasana Nyepi di Bali--
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Umat Hindu akan merayakan Nyepi pada Sabtu 29 Maret 2025. Seperti diketahui Hari Raya Nyepi adalah perayaan Tahun Baru Saka yang menjadi momen sakral bagi Umat Hindu di Indonesia, khususnya di Bali.
Hari raya ini identik dengan suasana hening dan penuh makna, sebagai bagian dari refleksi diri dan penyucian spiritual.
Dalam perayaannya, terdapat berbagai rangkaian tradisi yang dijalankan oleh umat Hindu, seperti Catur Brata Penyepian, Melasti, Tawur Kesanga, dan Ngembak Geni. Berikut penjelasan lengkapnya yang dirangkum radarpena.co.id dari berbagai sumber.
BACA JUGA:Kumpulan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri Bahasa Arab, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
1. Catur Brata Penyepian: Empat Pantangan Selama Nyepi
Catur Brata Penyepian merupakan empat larangan utama yang harus dijalankan selama Hari Raya Nyepi. Pantangan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran diri, introspeksi, serta mendekatkan diri kepada Tuhan.
Berikut keempat larangan tersebut:
- Amati Karya: Tidak bekerja atau melakukan aktivitas sehari-hari untuk berfokus pada penyucian diri.
- Amati Geni: Tidak menyalakan api, baik secara fisik (lampu, kompor, rokok) maupun api hawa nafsu dan amarah.
- Amati Lelungaan: Tidak bepergian, melainkan tetap berada di rumah untuk melakukan perenungan diri.
- Amati Lelanguan: Tidak bersenang-senang, seperti menonton hiburan atau mendengarkan musik, agar dapat fokus pada ketenangan batin.
2. Melasti: Upacara Pensucian Diri
Sebelum Hari Raya Nyepi, umat Hindu melaksanakan upacara Melasti sebagai simbol penyucian diri dari segala perbuatan buruk di masa lalu.
Melasti adalah salah satu rangkaian upacara penting dalam perayaan Nyepi yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali.
Upacara ini biasanya dilaksanakan beberapa hari sebelum Nyepi, dengan tujuan utama mensucikan diri dan alam semesta dari segala kekotoran lahir maupun batin.
Makna Upacara Melasti
- Penyucian Diri – Umat Hindu membersihkan diri secara lahir dan batin untuk mempersiapkan diri menyambut Nyepi.
- Penyucian Pratima atau Pralingga – Pratima (arca atau benda sakral) yang menjadi simbol manifestasi Tuhan di pura dibawa ke sumber air (laut, danau, atau sungai) untuk disucikan.
- Menghanyutkan Mala – Segala bentuk energi negatif dan hal-hal buruk dihanyutkan ke laut atau sumber air, sebagai simbol pembebasan dari pengaruh duniawi.
Prosesi Upacara Melasti
Umat Hindu berjalan beriringan menuju laut, danau, atau sungai dengan membawa pratima, sesaji, dan perlengkapan upacara dari pura masing-masing.
Sesampainya di lokasi, dilakukan sembahyang bersama dan prosesi penyucian dengan menggunakan air suci.
Air dianggap sebagai sumber kehidupan dan simbol kesucian yang dapat membersihkan segala kotoran duniawi.
Setelah upacara selesai, umat kembali ke pura dengan hati yang lebih bersih dan siap menjalani Catur Brata Penyepian pada Hari Nyepi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: