Kompetisi Menarik dan Kompetitif di Pasar Global Industri Halal

Kompetisi Menarik dan Kompetitif di Pasar Global Industri Halal

Kompetisi Menarik dan Kompetitif di Pasar Global Industri Halal--

Pada 2025, diperkirakan nilai belanja umat Islam di dunia akan mencapai USD 2,8 Triliun. Dengan potensi yang sangat besar tersebut, negara-negara di dunia diprediksi akan mampu bersaing secara kompetitif dalam memperebutkan pasar industri halal dunia.

Pergerakan negara-negara mayoritas non-Muslim seperti Brazil, India, AS, Rusia, Australia, Thailand, dan Singapura dalam industri halal tentunya perlu diapresiasi sebagai cerminan bahwa ekonomi syariah bersifat inklusif dan universal. Namun hal ini tentu menjadi peringatan dan penyemangat bagi negara-negara muslim, khususnya yang tergabung dalam Organisasi Kerja sama Islam (OKI).

Misalnya saja Indonesia yang penduduknya beragama Islam tercatat sebanyak 245.973.915 juta jiwa per Semester 1 tahun 2024 (berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri), atau setara dengan 87,08% dari jumlah penduduk negara tersebut yang berjumlah 282.477.584 jiwa.

BACA JUGA:

Dengan potensi yang begitu besar, sudah selayaknya Indonesia menjadi salah satu negara yang mampu bersaing secara kompetitif untuk menjadi pusat industri halal dunia.

Agar negara-negara OKI dapat bersaing dengan lebih kompetitif, beberapa langkah strategis perlu dipertimbangkan. Pertama, kolaborasi regional perlu diperkuat untuk memastikan produk ekspor memenuhi kriteria kualitas dan keamanan yang ketat, sehingga meningkatkan kepercayaan konsumen internasional.

Kedua, investasi dalam penelitian dan pengembangan produk halal sangat penting. Melalui pendekatan ini, negara-negara OKI dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan pasar global yang beragam, termasuk konsumen non-Muslim.

Ketiga, potensi ekonomi digital harus dimanfaatkan dengan mengembangkan e-commerce halal. Melalui platform digital yang terintegrasi, produk halal dapat lebih mudah diakses oleh konsumen global, sehingga memperluas jangkauan pasar. 

BACA JUGA:

Keempat, pendidikan dan pelatihan untuk tenaga kerja lokal perlu ditingkatkan agar memiliki keterampilan yang relevan dengan industri halal modern. Program pelatihan yang berfokus pada manajemen halal, rantai pasok, dan pemasaran internasional akan memperkuat daya saing industri halal negara-negara OKI di pasar global.

Pertumbuhan ekonomi Islam dan industri halal semakin didukung oleh populasi muslim yang besar serta kesadaran terhadap nilai-nilai etika Islam dalam konsumsi produk halal.

Dengan strategi yang tepat, negara-negara OKI dapat memperkuat posisi mereka dalam rantai pasok halal global dan bersaing secara berkelanjutan dengan negara mayoritas non-muslim yang telah berhasil di industri ini.

  • Director of the Islamic Economy Supporting Ecosystem at The National Committee for Islamic Economy and Finance (KNEKS), Indonesia. He can be contacted at sutan.emir@kneks.go.id.
  • Muhammad Adam Prawira is an Analyst of the Islamic Economy Law Development at The National Committee for Islamic Economy and Finance (KNEKS), Indonesia. He can be contacted at adam.prawira@kneks.go.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: