Kompetisi Menarik dan Kompetitif di Pasar Global Industri Halal

Kompetisi Menarik dan Kompetitif di Pasar Global Industri Halal

Kompetisi Menarik dan Kompetitif di Pasar Global Industri Halal--

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Industri halal telah muncul sebagai tren baru dalam ekonomi dunia yang memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global. Salah satu alasan utamanya adalah pertumbuhan populasi muslim di dunia, yang memberikan dampak signifikan terhadap tingginya permintaan masyarakat global terhadap produk halal.

Selain itu, kualitas produk halal—yang mencakup aspek keamanan, kesehatan, dan kebersihan—juga turut berkontribusi pada meningkatnya permintaan.

Perubahan ini disebabkan semakin banyaknya konsumen, baik muslim maupun non-muslim, yang mencari produk sesuai gaya hidup halal. Dengan demikian, sektor halal memainkan peran penting dalam sistem perdagangan global, khususnya bagi negara-negara muslim yang bergantung pada pasar luar negeri untuk memenuhi kebutuhan produk halalnya.

Hal ini menunjukkan bahwa industri halal tidak hanya terkait dengan aspek agama dan sosial tetapi juga dengan sudut pandang ekonomi dan bisnis.

BACA JUGA:

Review 2024

Laporan The State of the Global Islamic Economy 2023/2024 memperkirakan pengeluaran konsumen muslim global akan mencapai USD 3,10 triliun pada tahun 2027, meningkat dari USD 1,62 triliun pada 2012 menjadi USD 2,29 triliun pada 2022.

Pengeluaran itu tersebar di enam sektor utama industri halal, yaitu Makanan Halal, Muslim Fashion, Media & Rekreasi, Wisata Ramah Muslim, Kosmetik Halal, dan Farmasi Halal. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa Malaysia tetap menduduki peringkat teratas selama sepuluh tahun berturut-turut di antara 81 negara yang dievaluasi berdasarkan Indikator Ekonomi Islam Global (Global Islamic Economy Indicator).

Arab Saudi berada di posisi kedua, diikuti Indonesia, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain, yang kembali ke posisi lima besar sejak 2019–2020.

Menarik untuk dicatat bahwa negara-negara mayoritas non-Muslim seperti Singapura (peringkat keempat), Thailand (peringkat kelima), Australia (peringkat keenam), dan Brasil (peringkat kedelapan) berada di 10 besar industri makanan halal. Lima negara pengekspor terbesar ke negara-negara OKI juga tercantum dalam laporan ini. Brazil, India, Amerika Serikat, dan Rusia menduduki peringkat pertama hingga keempat, sementara Indonesia berada di peringkat lima.

Hal ini menunjukkan bahwa industri halal tidak hanya menjadi segmen yang menarik bagi negara-negara mayoritas Muslim, namun juga sangat menjanjikan bagi negara-negara mayoritas non-Muslim.

BACA JUGA:

Fenomena ini membuktikan bahwa perekonomian syariah khususnya industri halal bersifat inklusif dan universal. Dengan demikian, pihak manapun, tidak hanya umat Islam, mempunyai peluang yang sama untuk mendapatkan keuntungan ekonomi.

Pratinjau 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: