Tolak Dijadikan Tersangka, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Melawan KPK
Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor jadi tersangka korupsi--net
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin Noor menolak dijadikan tersangka kasus dugaan gratifikasi oleh penyidik KPK.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor melakukan perlawanan dengan mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Gugatan praperadilan tersebut didaftarkan pada Kamis (10/10) dengan nomor perkara 105/Pid.Pra/2024/PN JKT.SEL dengan klasifikasi perkara sah atau tidaknya penetapan tersangka.
Sidang pertama gugatan praperadilan tersebut dijadwalkan pada Senin, 28 Oktober 2024.
BACA JUGA:
- Jadi Tersangka Gratifikasi, KPK Cekal Gubernur Kalsel Sahbirin Noor
- KPK Tetapkan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Jadi Tersangka dan 6 Orang Lainnya, Langsung Dijebloskan ke Tahanan
KPK pada Selasa (8/10) mengumumkan penetapan status tersangka Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dalam kasus dugaan suap lelang proyek di Kalimantan Selatan.
Penyidik komisi antirasuah juga memberlakukan larangan keluar negeri terhadap Sahbirin Noor terkait dengan penyidikan dugaan korupsi tersebut. Larangan keluar negeri tersebut diberlakukan sejak 7 Oktober 2024 dan berlaku selama enam bulan ke depan.
Proyek yang menjadi objek perkara tersebut adalah pembangunan lapangan sepak bola di Kawasan Olahraga Terintegrasi Provinsi Kalimantan Selatan senilai Rp23 miliar, pembangunan Gedung Samsat Terpadu senilai Rp22 miliar, dan pembangunan kolam renang di Kawasan Olahraga Terintegrasi Provinsi Kalimantan Selatan dengan nilai Rp9 miliar.
BACA JUGA:
- Kasus Korupsi Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, KPK Amankan 4 Kardus, 2 Tas, dan 4 Koper Berisi Tumpukan Uang
- Gelar OTT, KPK Sita Uang dari Orang Kepercayaan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor
Rekayasa dalam lelang proyek tersebut dilakukan antara lain dengan cara membocorkan harga perkiraan sendiri dan kualifikasi perusahaan yang disyaratkan pada lelang.
Kemudian merekayasa proses pemilihan e-katalog agar hanya perusahaan tertentu yang dapat melakukan penawaran, menunjuk konsultan yang terafiliasi dengan pemberi suap, dan pelaksanaan pekerjaan sudah dikerjakan lebih dulu sebelum tanda tangan kontrak.
Selain Sahbirin, KPK juga turut menetapkan status tersangka terhadap Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Kalsel Ahmad Solhan, Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Kalsel Yulianti Erlynah, Bendahara Rumah Tahfidz Darussalam Ahmad, dan Plt. Kabag Rumah Tangga Gubernur Kalsel Agustya Febry Andrean.
Selain itu, masih dua orang tersangka lainnya yang berasal dari pihak swasta, yakni Sugeng Wahyudi dan Andi Susanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: