Breaking News! CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap saat Mendarat di Prancis, Ini Alasannya
Usai penagkapan CEO Telegrm Pavel Durov, TASS melaporkan bahwa tidak ada banding dari tim Durov ke kedutaan, tetapi kedutaan tersebut secara proaktif mengambil langkah-langkah "segera".
Dilansir dari South China Morning Post, penyelidikan kepada CEO Telegram terebut diyakini terfokus pada kurangnya moderator di Telegram.
Polisi setempata menilai situasi ini membuat aktivitas kejahatan terus berlanjut di aplikasi perpesanan tersebut atau Telegram.
Telegram sendiri sangat popular di Rusia, Ukraina, dan bekas negara Uni Soviet. Namun aplikasi ini dilarang di Rusia pada 2018, setelah penolakan Durov untuk memberikan data pengguna ke pemerintah.
Tetapi pelarangan tersebut kemudian dicabut pada 2021.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, Telegram menjadi sumber utama konten tanpa saringan, dan terkadang vulgar serta menyesatkan, dari kedua belah pihak yang berperang, dan politik seputar konflik tersebut.
Telegram juga menjadi pilihan utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan pejabatnya untuk berkomunikasi. Kremlin dan Pemerintah Rusia juga menggunakannya untuk menyebarkan berita mereka.
Dilansir dari berbagai sumber, penangkapan Pavel Durov disebut karena menolak untuk menyensor platform telegram miliknya.
Karena menolak, Pavel Durov dituduh mendukung tindakan terorisme, pedagang narkoba dan kasus besar lainnya dan terancam 20 tahun penjara.
Namun hingga kini, belum diketahui pasti apa yang menyebabkan bos Telegram Pavel Durov ditangkap.
Sementaraa BFMTV melaporkan surat perintah penangkapan itu terkait dengan kemungkinan penggunaan aplikasi tersebut dalam pencucian uang, perdagangan narkoba, atau penyebaran konten pelecehan seksual terhadap anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: