Rutin Berolahraga Atlet dapat Mengalami Serangan Jantung, Bagaimana Risiko pada Orang Kurang Gerak?

Rutin Berolahraga Atlet dapat Mengalami Serangan Jantung, Bagaimana Risiko pada Orang Kurang Gerak?

Ilustrasi seseorang terkena serangan jantung-Pixabay -

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Serangan jantung pada atlet tidak hanya sekali-dua kali terjadi. Terbaru pada atlet muda bulutangkis Zhang Zhi Jie ketika tengah bertanding di Yogyakarta Minggu, 30 Juni 2024 lalu.

Selain itu, beberapa atlet dunia lain juga meninggal dunia akibat serangan jantung, mulai Eri Irianto, Marc-Vivien Foe, Antonio Puerta, hingga Daniel Jarque. Hal ini menimbulkan pertanyaan terkait kemungkinan terjadinya serangan jantung pada atlet yang rutin berolahraga.

Sedangkan salah satu manfaat olahraga sendiri ialah menyehatkan jantung. Kemudian, lebih tinggi mana risiko serangan jantung pada orang yang kurang berolahraga dengan atlet atau binaragawan yang banyak memfosir fisik?

Ahli jantung dan pembuluh darah konsultan aritmia RS Siloam TB Simatupang Prof. DR. dr. Yoga Yunaiadi, SpJP (K), FIHA, FAsCC menjelaskan, "Secara umum orang yang rajin berolahraga akan lebih sehat."

BACA JUGA:

Namun, aktivitas fisik yang berat dapat menjadi pencetus serangan jantung maupun henti jantung pada orang yang sebelumnya memang memiliki penyakit jantung.

"Sering orang tidak menyadari bahwa dirinya sudah memiliki masalah pada jantungnya, dan masalah ini menjadi manifes pertama kali saat olahraga," tutur dr. Yoga kepada Disway.id.

Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan jantung sebelum memulai olahraga.

Guru Besar FKUI tersebut menjelaskan bahwa serangan jantung atau infark miokard akut merupakan tersumbatnya pembuluh koroner yang sebelumnya sudah menyempit secara mendadak.

"Pembuluh koroner adalah pembuluh yang memberi makan dan oksigen ke jantung. Sumbatan mendadak Ini mengakibatkan jantung tidak memperoleh asupan oksigen dan zat gizi lain," terangnya.

BACA JUGA:

Sehingga, semakin lama tersumbat, semakin rusak jantungnya. Perubahan dan kerusakan mendadak pada otot jantung bisa menyebabkan kelainan irama jantung yang sangat cepat dan fatal. Keadaan terakhir pada infark miokard akut adalah henti jantung.

"Pada orang usia diatas 45 tahun serangan jantung merupakan penyebab utama henti jantung. Tetapi pada orang muda penyebab utama henti jantung adalah kelainan irama itu sendiri."

Sementara pada orang yang mengalami henti jantung, kelainan irama jantung terjadi ketika jantung berdebar sangat cepat sehingga hanya berupa getaran fibrilasi saja dan tidak menghasilkan fungsi pemompaan darah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: