Sutiaji Lawan Khofifah di Bursa Calon Gubernur Jatim 2024, Belum Tahu Diusung Partai Apa!

Sutiaji Lawan Khofifah di Bursa Calon Gubernur Jatim 2024, Belum Tahu Diusung Partai Apa!

Sutiaji digadang menjadi Gubernur Jatim, tapi diusung oleh partai selain Demokrat--

Namun sepertinya, langkah Sutiaji untuk dapat maju pada Pilkada Kota Malang juga cukup berat. 

Pasalnya, untuk perebutan kursi N1 mendatang, Partai Demokrat hanya memiliki bekal sebanyak 3 kursi. 

Sedangkan untuk dapat mengusung pasangan calon wali kota dan wakilnya, parpol atau gabungan parpol setidaknya harus memiliki 9 kursi sebagai bekal.

Dan sampai saat ini, DPC Demokrat Kota Malang juga tengah melakukan penjaringan. 

BACA JUGA:Fakta Terbaru Icha Shakila, Akun Facebook yang Jadi Dalang Video Viral Ibu Mut Balitanya di Tangsel

Imron mengaku bahwa setidaknya saat ini sudah ada 6 orang yang telah mendaftar di Demokrat untuk Pilkada Kota Malang. 

"Demokrat sudah ada 5 sampai 6 orang yang mendaftar ke Demokrat. Siapa saja saya lupa, yang jelas nama Sutiaji juga belum mendaftar, mungkin nanti kalau daftar labgsung ke DPD," pungkas Imron. 

Sementara itu sampai saat ini, Sutiaji juga masih belum mau berkomentar terkait rencananya dalam Pilkada nantinya.

 BACA JUGA:5 Juni Diperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Begini Fakta Menarik dan Perayaannya

 

Karier Sutiaji

Dikutip dari wikipedia, Sutiaji memiliki perjalanan karier politik, karier organisasi dan latar belakang pendidikan yang terindeks baik.

Berikut adalah ulasannya.

Sebelum dan Semasa Menjadi Wakil Wali kota

  • Santri lulusan Madrasah Aliyah Negeri, Yayasan Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas, Jombang, tempat lahirnya tokoh-tokoh nasional, seperti KH Wahab Hasbullah (penggerak NU), KH Wahib Wahab (Menteri Agama RI 1959-1962), dan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
    Beliau kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Tarbiyah IAIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan aktif di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
    Setelah lulus kuliah, Sutiaji sempat sowan ke Ponpes Bahrul Ulum, Tambakberas.
    Ketika itu Pimpinan Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum, KH. Najib Wahab, berpesan “Jogoen lan ramuten adik-adikmu sing ono ning Malang”.
    Sutiaji diminta membimbing alumni Bahrul ‘Ulum yang melanjutkan studi ke Kota Malang.
    KH Najib Wahab juga berpesan agar Sutiaji tetap berpegang teguh pada kaidah pesantren, yakni “Melestarikan serta mengkombinasikan tradisi klasik yang baik dan relevan dengan tradisi modern yang lebih baik”.
    Pesan KH Najib Wahab inilah yang mendorong Sutiaji bersama kawan-kawannya membentuk Himpunan Mahasiswa Malang Alumni Bahrul ‘Ulum (HIMMABA) pada 13 Desember 1983, sebagai jembatan antara alumni dengan masayikh Pesantren Bahrul ‘Ulum,Tambakberas, Jombang.
  • Pengalaman organisasi Sutiaji juga terbilang cemerlang, selain pendiri HIMMABA, ia juga salah satu penggagas PMII Rayon Condrodimuko UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, bahkan pernah menjabat sebagai Koordinator BKM Lowokwaru.
    Karier organisasi Sutiaji berlanjut di lingkungan Nahdlatul Ulama, diawali sebagai sekretaris MWC NU Lowokwaru, lalu menjadi wakil sekretaris NU Cabang Kota Malang, dan akhirnya menempati posisi wakil ketua NU Cabang Kota Malang (2011-2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: