Pendeta Gilbert Minta Maaf dan Temui JK, Klarifikasi Ceramahnya soal Zakat dan Shalat

Pendeta Gilbert Minta Maaf dan Temui JK, Klarifikasi Ceramahnya soal Zakat dan Shalat

Pendeta Gilbert Lumoindong temui Jusuf Kalla buntut ceramahnya yang kontroversial soal Zakat dan Shalat.-Foto: Instagram.com/BerbagaiSumber-

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Pendeta Gilbert Lumoindong, menyampaikan permintaan maafnya kepada publik terkait ceramahnya yang menuai kontroversi di media sosial.

Dalam ceramahnya yang viral Pendeta Gilbert menyinggung soal salat dan zakat dalam Islam. 

Tokoh agama protestan yang memiliki banyak pengikut ini memang kerap berulah lewat pernyataannya.

Gilbert Lumoindong merasa diri paling benar dan semua salah, pandangan ini yang selalu dipegangnya.

Pernyataan yang dibungkus dalam sebuah lelucon ini, Gilbert Lumoindong sampaikan saat khotbah.

Mulanya Gilbert Lumoindong menyindir zakat sebesar 2,5 persen dari harta untuk menyucikan harta.

"Sebelum sembahyang (salat) Islam diwajibkan cuci semuanya, saya bilang lu itu dua setengah. Gua 10 persen, bukan berarti gua jorok, tapi sudah disucikan oleh darah Yesus," katanya disambut tawa jemaat Protestan.

BACA JUGA:

Lebih lanjut, dalam potongan video tersebut, Gilbert juga sempat memperagakan gerakan mirip salat. "Yang paling berat terakhirnya mesti lipat kaki, enggak semua orang bisa," ucapnya.

Gilbert menyampaikan permohonan maaf itu usai menemui Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI sekaligus Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK). Gilbert menemui JK di kediaman JK di kawasan Jakarta Selatan, pada Senin, 15 April 2024. Pendeta Gilbert berterima kasih kepada JK yang menyambut baik kedatangannya.

"Pertama-tama terima kasih buat Pak JK, Pak Prof Komaruddin Hidayat dan juga Pak Imam. Jadi yang selanjutnya izinkan saya ucapkan minal aidin wal faizin buat seluruh kawan-kawan yang merayakan Hari Raya Idul Fitri dan di momen yang sebetulnya indah ini biarlah jangan ada ketegangan di kita," ucap Gilbert.

"Untuk itu sekali lagi saya meminta maaf atas segala kegaduhan. Beberapa catatan yang perlu saya garis bawahi yang pertama pasti tidak ada niat saya untuk mengolok-olok apalagi menghina, sama sekali tidak," tambahnya.

Sebab, dia mengaku dibesarkan di Kampung Tebet dan rumahnya hanya berjarak 200 meter dari masjid. Ia juga mengaku dibesarkan di SD Dewi Sartika dengan kehidupan yang cukup dekat dengan umat muslim.

"Lalu kemudian beberapa hal juga yang perlu diketahui yg kedua itu adalah ibadah intern yang tidak berlaku untuk umum. Tetapi karena jemaat kita ada dua, ada jemaat gereja, ada jemaat online. Jadi otomatis ada di YouTube kami. Tetapi itu jelas ada tulisan ibadah Minggu. Jadi karena itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk umum," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: