Stop! Dokter Anak Ungkap Bahaya Kerok Bayi Pakai Bawang Merah

Stop! Dokter Anak Ungkap Bahaya Kerok Bayi Pakai Bawang Merah

Bawang Merah/ilustrasi-ilustrasi-Berbagai Sumber

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Beberapa orang tua mungkin lebih memilih menggunakan pengobatan tradisional saat bayi atau anak sakit. Salah satunya adalah kerokan dengan bawang merah.

Cara tradisional ini dianggap ampuh untuk mengobati bayi atau anak yang sakit. Sebenarnya, apakah aman?

Ahli tumbuh kembang pediatri sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Fitri Hartanto, SpA(K), mengungkapkan pengobatan tradisional juga bisa dikaji secara ilmiah. Begitu juga kerokan dengan bawang merah.

"Bawang membuat dilatasi saluran peredaran darah. Dikerok juga membantu pelebaran saluran peredaran darah di kulit," jelasnya dalam diskusi daring, Selasa 6 Maret 2024.

BACA JUGA:40 Contoh Ucapan Selamat Hari Raya Nyepi yang Penuh Makna Untuk Keluargan dan Teman

BACA JUGA:Jangan Asal Pilih, Kenali Plus-Minus Membeli Mobil Bekas

"Hanya sepertinya kalau kerokan itu kita lakukan pada anak, tentu akan menyakitkan. Karena memberikan penekanan yang tidak lembut, dan akan menghambat hormon endorfin atau hormon bahagianya," sambung dr Fitri.

dr Fitri menjelaskan anak akan merasa kesakitan saat dikerok sehingga hormon bahagianya terganggu. Padahal, hormon pertumbuhan itu akan keluar jika anak merasa senang atau bahagia.

Dibanding kerokan, dr Fitri lebih menyarankan pijatan. Selain ada efek terapi juga bisa sebagai bentuk interaksi yang hangat antara orang tua dan anak. Jika anak senang, hormon pertumbuhan itu akan keluar melalui hormon endorfin.

BACA JUGA:Perdana Menteri Peru, Alberto Otarola Mengundurkan Diri Usai Terlibat Skandal Dengan Wanita Muda

BACA JUGA: Spesifikasi Honda Freed, Cerminan Kenyamanan dan Gaya 2024

"Jadi, lebih dianjurkan untuk memberikan stimulasi melalui pijatan. Kalau soal bawang merah, silahkan bisa diberikan asalkan hati-hati," kata dr Fitri.

"Karena kalau anaknya menyentuh bawang, kemudian kena matanya, nah ini berisiko. Yang kita sarankan adalah tidak memberikan yang berisiko kepada anak," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: