Waspada! Suhu Panas Ekstrem Bakal Selimuti Indonesia di 2024, BMKG: Bakal Lebih Parah dari 2023

Waspada! Suhu Panas Ekstrem Bakal Selimuti Indonesia di 2024, BMKG: Bakal Lebih Parah dari 2023

BMKG Memperikirakan sejumlah wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau di 2024-ilustrasi-Berbagai sumber

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan, suhu panas pada 2024 akan melebihi dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan perkiraann BMKG, pemanasan global dan perubahan iklim bakal berlanjut pada tahun ini. 

Adapun salah satu pemicunya karena emisi gas rumah kaca yang masih terus meningkat.

"Pemanasan global mencapai rekor baru pada 2023 dan Tahun 2024 diperkirakan akan lebih panas lagi," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan di Jakarta, Rabu 24 Jnauari 2024.

BACA JUGA:10 Rekomendasi Wisata Lokal dengan Nuansa Perayaan Imlek yang Wajib Kamu Kunjungi

Ardhasena menyebut, rata-rata suhu global tahunan 2023 sekitar 1,45 derajat Celsius, atau kurang lebih 0,12 derajat C lebih hangat dibandingkan dengan level pra-industri.

"Dunia saat ini semakin mendekati batas yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris yakni menjaga peningkatan suhu rata-rata global di bawah 2 derajat Celsius di atas level pra-industri dan membatasi kenaikan suhu tidak lebih dari 1,5 derajat Celsius di atas level pra-industri," terangnya.

Menurut laporan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) yang menunjukkan bahwa, pada 2023 kondisi panas ekstrem telah berdampak pada kesehatan manusia dan memicu kebakaran hutan di berbagai lokasi.

"Perubahan iklim merupakan tanggung jawab bersama setiap umat manusia," pungkasnya.

BACA JUGA:The Lodge Maribaya,Tempat Wisata di Bandung dengan Pesona Alam Nan Cantik dan Instagramable di 2024

El Nino berlanjut di 2024

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mencatat, sepanjang tahun 2024, gangguan iklim dari Samudra Pasifik yaitu ENSO diprakirakan akan berada pada fase El Nino Lemah–Moderat di awal tahun 2024.

ENSO merupakan El Nino/La Nina Southern Oscillation, yakni anomali suhu lautan yang berpusat di kawasan Samudera Pasifik bagian khatulistiwa tengah dan timur.

Di Indonesia sendiri, El Nino memicu kekeringan, sebaliknya La Nina memicu curah hujan tinggi. Sementara, IOD merupakan fenomena sejenis El Nino yang berpusat di Samudera Hindia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: