BMKG: El Nino Masih Berlanjut di Tahun 2024

BMKG: El Nino Masih Berlanjut di Tahun 2024

Dampak el nino.-Foto: Instagram.com/@sehatkanudaraku-

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - El-Nino masih akan berlanjut di tahun 2024.  Fenomena tersebut menyebabkan kemarau yang panjang dan cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.

Hal itu berdasarkan 'Climate Outlook 2024' atau 'Pandangan Iklim 2024' BMKG yang bisa digunakan untuk panduan perencanaan dan kegiatan pembangunan pada sektor yang terkait atau terdampak oleh fenomena iklim.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, sepanjang tahun 2024, gangguan iklim dari Samudra Pasifik yaitu ENSO diprakirakan akan berada pada fase El Nino Lemah–Moderat di awal tahun 2024.

ENSO merupakan El Nino/La Nina Southern Oscillation, yakni anomali suhu lautan yang berpusat di kawasan Samudera Pasifik bagian khatulistiwa tengah dan timur.

BACA JUGA:

Di RI, El Nino memicu kekeringan, sebaliknya La Nina memicu curah hujan tinggi. Sementara, IOD merupakan fenomena sejenis El Nino yang berpusat di Samudera Hindia.

Duet El Nino dan IOD di 2023 memicu kekeringan berbulan-bulan terutama di bagian selatan khatulistiwa RI.

BMKG mengungkap keberadaan El Nino sejak Juli 2023 dan memprediksi fenomena ini berakhir sekitar Februari-Maret.

Sementara, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memprediksi El Nino setidaknya bisa bertahan hingga Maret 2024.

"Peristiwa ini diperkirakan akan berdampak besar dan luas terhadap pola cuaca di sebagian besar wilayah tropis dan sekitarnya setidaknya hingga akhir tahun 2023 dan kuartal pertama (Januari–Maret) tahun 2024," demikian keterangan lembaga di bawah PBB itu.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan terkait berlanjutnya El Nino pada 2024, fenomena ini dapat menyebabkan kenaikan suhu di Indonesia secara gradual atau bertahap.

Meski begitu, ia tidak menjelaskan kapan dampak El Nino yang menyebabkan kenaikan suhu akan terjadi. Ardhasena hanya meminta masyarakat untuk meningkatkan imunitas tubuh dan ikut membantu melakukan mitigasi perubahan iklim.

"Dengan kegiatan-kegiatan pro lingkungan yang dapat mengurangi dan menyerap kembali gas rumah kaca seperti CO2," pungkasnya.

BACA JUGA:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: