Tanggal 23 Januari Memperingati Hari Apa? Simak 5 Momentum Bersejarah Ini

Tanggal 23 Januari Memperingati Hari Apa? Simak 5 Momentum Bersejarah Ini

Ilustrasi tulisan tangan (Hari Tulisan Tangan Nasional)--pexels.com/Pixabay

Tulisan tangan, sebagai medium kuno, memainkan peran sentral dalam sejarah manusia. Dalam catatan sejarahnya, tulisan tangan tidak hanya digunakan untuk mencatat informasi praktis, tetapi juga menjadi fondasi sastra dan seni. 

Kaligrafi, dalam berbagai bentuknya, seperti peralatan perunggu Tiongkok kuno atau hieroglif Maya, memperindah dan mengangkat tulisan menjadi seni yang memukau.

BACA JUGA:

Meskipun teknologi digital mendominasi, keterampilan tulisan tangan tetap relevan. Selain meningkatkan keindahan estetika, tulisan tangan dikaitkan dengan manfaat kognitif, membantu mempertajam otak, memperlambat laju pikiran, dan meningkatkan daya ingat.

Perayaan Hari Tulisan Tangan Nasional pada 23 Januari menghormati John Hancock, penandatangan pertama Deklarasi Kemerdekaan AS. 

Tanda tangannya yang mencolok membuatnya begitu terkenal, sehingga istilah "John Hancock" menjadi sinonim untuk tanda tangan.

Meski asal-usul tulisan belum sepenuhnya jelas, kemunculannya di berbagai wilayah dunia kuno, mulai dari Meso-Amerika hingga Tiongkok dan Mesopotamia, mencerminkan nilai universalnya. 

Dari tanda-tanda bergambar di Irak pada 3400 SM hingga sistem karakter Sumeria, tulisan tangan menjadi tonggak sejarah peradaban manusia.

Hari Republik Filipina Pertama

Pada setiap tanggal 23 Januari, Filipina merayakan hari bersejarah ketika pada tahun 1899, Emilio Aguinaldo mengumumkan kemerdekaan negara tersebut dari dominasi Spanyol, menciptakan Republik Malolos. 

BACA JUGA:

Memperingati peristiwa ini, Presiden Rodrigo Duterte menandatangani Undang-Undang Republik No. 11014, menetapkan tanggal tersebut sebagai hari libur kerja khusus. 

Melalui undang-undang ini, Presiden mengamanahkan Komisi Sejarah Nasional Filipina (NHCP) dan Departemen Pendidikan untuk menyusun kegiatan dan acara peringatan.

Hari ini menjadi kesempatan bagi masyarakat Filipina untuk merayakan keberanian pendahulu mereka dan mengenang akhir dari 300 tahun pemerintahan Spanyol. 

Presiden Duterte berharap agar peristiwa ini tetap hidup dalam kesadaran kolektif, dan undang-undang tersebut mendorong warga Filipina untuk terus menghargai sejarah kaya dan mulia negara mereka. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: national today