Konflik di Laut Merah Mengganas, Ladang Minyak Terancam dan Dunia Terancam Inflasi

Konflik di Laut Merah Mengganas, Ladang Minyak Terancam dan Dunia Terancam Inflasi

Perdagangan Minyak Dunia Terancam lantaran Konflik di Laut Merah yang semakin mengganas--

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dan Inggris dilaporkan menembak jatuh drone dan rudal yang ditembakkan oleh Pemberontak Houthi Yaman di Laut Merah.

Kementerian Pertahanan Inggris mengungkapkan hal tersebut pada Rabu 10 Januari 2024.

"Semalam, HMS DIAMOND dan juga dengan kapal perang AS, berhasil menangkis serangan terbesar Houthi yang didukung Iran di Laut Merah hingga saat ini," ungkap pernyataan kementerian, dilansir dari Anadolu.

"Dengan mengerahkan rudal dan senjata Sea Viper, DIAMOND menghancurkan beberapa drone penyerang yang menuju ke arahnya dan kapal komersial di daerah tersebut, tanpa ada cedera atau kerusakan yang dialami DIAMOND ataupun awaknya," imbuhnya.

Amerika Serikat turut mengatakan bahwa mereka menembak jatuh 21 drone dan rudal yang diluncurkan oleh Houthi.

Ini adalah serangan ke-26 Houthi terhadap jalur pelayaran komersial di Laut Merah sejak 19 November, tulis Komando Pusat AS (CENTCOM) di X, seraya menambahkan tidak ada korban cedera atau kerusakan yang dilaporkan.

Serangan Houthi terjadi seminggu setelah 12 negara yang dipimpin oleh AS, tergabung dalam Operation Prosperity Guardian.

 

 

Negara-negara tersebut berjanji membalas Houthi jika serangan terus dilakukan di Laut Merah.

 

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, " Inggris bersama sekutunya sebelumnya telah menjelaskan bahwa serangan ilegal ini sama sekali tidak dapat diterima dan jika dilanjutkan maka Houthi akan menanggung konsekuensinya dan kami akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi nyawa orang yang tidak bersalah dan perekonomian global."

 

Di dalam pernyataan bersama pekan lalu, Amerika Serikat, Australia, Bahrain, Belgia, Kanada, Denmark, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Selandia Baru dan Inggris menyerukan diakhirinya "Serangan Ilegal" dan pembebasan kapal dan awak kapal yang ditahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: