Debat Capres Kedua, KPU Siapkan 1 Mikrofon

Debat Capres Kedua, KPU Siapkan 1 Mikrofon

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Polemik soal mikrofon yang di utarakan pakar Telematika Roy Suryo mendapat respon dari Komisi Pemilihan Umum.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), August Mellaz, menyampaikan KPU hanya akan menggunakan satu mikrofon saat debat ketiga calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Pilpres 2024. Hal itu dilakukan karena pada debat putaran kedua, penggunaan tiga mikrofon sempat menjadi sorotan.

"Pada saat rapat tadi, disepakati penggunaan podium tetap dilakukan, dia (podium) posisinya memang seperti jangkar dan yang kedua, mikrofonnya satu saja, jadi tetap di podium. Jadi asumsinya ruang geraknya di podium itu saja," ujar August Mellaz di kantor KPU, Jakarta, Rabu (2712/2023).

Lebih lanjut Mellaz menerangkan, nantinya satu capres atau cawapres akan mendapat masing-masing satu podium. Selain itu, di podium hanya akan terpasang satu mikrofon.

BACA JUGA:

Kilas balik sebelumnya, KPU RI membantah tuduhan yang dilontarkan Roy Suryo. Pakar telematika itu menuduh KPU memberikan perlakuan istimewa kepada calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka.

Roy Suryo dalam cuitannya di X, mempertanyakan Gibran yang memakai tiga mikrofon sekaligus. Selain itu, dia juga menuding putra sulung Presiden Joko "Jokowi" Widodo itu menggunakan earphone selama debat cawapres, sedangkan kandidat lain tidak.

Tuduhan itu langsung mendapat sanggahan "Semua cawapres pakai alat yang sama. Semua cawapres pakai 3 mic untuk antisipasi ada mic yang mati," kata Ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari, dalam keterangannya, Sabtu, 23 Desember 2023.

Hasyim menjelaskan, Gibran menggunakan mikrofon yang ditempel di pipi dan dicantolkan di telinga, bukan ear feeder seperti yang dituduhkan Roy Suryo. Ear feeder mengacu pada perangkat lain yang digunakan untuk mendengarkan atau menyampaikan suara ke telinga.

"Bukan ear feeder. Itu mic yang ditempel di pipi dan dicantolin di kuping," ujarnya lebih lanjut.

Lebih lanjut Ketua KPU itu menegaskan semua cawapres, stasiun televisi yang menyelenggarakan debat, dan tim dari pasangan calon (paslon) yang berada di ruang persiapan (holding-room) saat pemasangan mikrofon, dapat ditanya terkait apa yang dituduhkan Roy Suryo.

Selain itu, hasyim menekankan, debat capres-cawapres bersifat spontan, tidak mungkin didikte. Kandidat yang berdebat juga tidak mungkin mendengarkan bisikan atau membaca contekan.

"Saya sebagai penyelenggara juga tahu dan siap tanggung jawab. Debat spontan, gak mungkin didikte, dengerin bisikan atau baca contekan," tuturnya.

Roy Suryo dalam cuitannya di X juga membahas teknologi yang digunakan untuk membantu pembicara, seperti dalam debat, agar mereka dapat menyampaikan narasi dengan urut dan tidak acak, yakni prompter atau teleprompter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: