Celine Dion Derita Penyakit Stiff Person Syndrome, Begini Kondisi Sang Diva Sekarang
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Celine Dion, memberikan kabar mengejutkan dunia pada 2022 lalu ketika ia mengungkapkan bahwa dirinya didiagnosis stiff person syndrome (SPS) melalui video di media sosial.
Kondisi langka ini menyerang sekitar dua dari satu juta orang, menyebabkan serangkaian masalah kesehatan neurologis.
Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, sindrom orang kaku ini memiliki kemiripan dengan penyakit autoimun, yaitu sistem kekebalan tubuh menyerang selnya sendiri.
Orang dengan kondisi ini sering mengalami kejang otot di batang tubuh, lengan, atau kaki dan menjadi lebih sensitif pada kebisingan dan sentuhan. Adapun pemicu emosional, termasuk stres dapat memperburuk kejang otot.
BACA JUGA:
- Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pengacaranya Sebut Ammar Zoni Makin Terpuruk
- Capres Ganjar Pranowo, Diroasting Anak Sendiri, Kok Bisa?
Hanya sekitar satu dari satu juta orang yang mengidap sindrom ini, dengan perempuan yang dua kali lebih banyak terserang dibandingkan pria.
Banyak orang pun menghabiskan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk mencari penyebab kejang yang dialaminya, karena gejalanya yang mirip dengan beberapa kelainan autoimun.
Dari cerita yang disampaikan oleh salah satu keluarga, Celine Dion tengah berjuang melawan penyakitnya dan berharap bisa kembali bernyanyi.
Meskipun penyakit yang dihadapi Celine Dion masih menjadi subjek penelitian untuk menemukan pengobatan yang efektif, keluarga Celine Dion terus memberikan dukungan dan berupaya mencari solusi untuk kesembuhannya.
“Dia bekerja keras, tetapi dia tidak bisa mengendalikan ototnya,” kata kakak Celine Dion, Claudette Dion pada majalah 7 Jours pada Desember 2023. “Yang menyakitkan saya adalah dia selalu disiplin. Dia selalu berusaha keras (untuk sembuh).”
Stiff Person Syndrome biasanya muncul pada rentang usia 30 hingga 60 tahun dan cenderung lebih sering terjadi pada perempuan.
Dampak penyakit ini mampu mengganggu hidup penderitanya, mengingat sifatnya yang langka dan hanya memengaruhi 1 hingga 2 orang per satu juta orang.
Penderita penyakit Stiff Person Syndrome (SPS) mengalami beberapa gejala seperti kekakuan anggota tubuh, otot yang kaku di batang tubuh, postur tubuh yang membungkuk, kejang otot yang menyakitkan, kesulitan dalam berjalan, serta gangguan sensorik seperti sensitivitas terhadap cahaya, kebisingan, dan suara.
BACA JUGA:
- Kado Erick untuk Hari Ibu: Luncurkan Fasilitas Daycare di KBUMN
- KAI Pastikan Seluruh Keamanan dan Kenyamanan Perjalanan Selama Musim Nataru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: