Pilpres RI 2024 Disebut Membosankan, Ini Kata Pakar Asing dari Universitas Amsterdam: 'Meski Banyak Drama'

Pilpres RI 2024 Disebut Membosankan, Ini Kata Pakar Asing dari Universitas Amsterdam: 'Meski Banyak Drama'

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Menurut Ward Berenschot dari Universitas Amsterdam, pakar asing, Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Indonesia disebutnya akan menjadi membosankan. 

"Pemilihan presiden mendatang di Indonesia akan membosankan, meski terdapat banyak drama yang terlihat," katanya dikutip Rabu, 20 Desember 2023.

Opininya, yang dipublikasikan di East Asian Forum dengan judul "Indonesia's increasingly opposition-less democracy," mengacu pada keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada Oktober lalu. 

Profesor Antropologi Politik Komparatif tersebut menyebut perubahan yang dihasilkan oleh MK, terutama keputusan yang memungkinkan putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden.

Berenschot berpendapat bahwa meskipun drama politik mungkin terlihat banyak, keputusan MK tersebut mengganggu proses pemilihan presiden (Pilpres). 

BACA JUGA:

Menurutnya, hal ini dapat menyebabkan ketidakberagaman opini atau oposisi yang semakin berkurang dalam sistem demokrasi Indonesia. 

Dengan demikian, ia meramalkan bahwa Pilpres mendatang akan kehilangan ketegangan dan daya tarik, menciptakan suasana politik yang kurang menarik bagi masyarakat.

Pernyataan tersebut menyoroti kecerdasan langkah strategis Prabowo Subianto dalam mengamankan posisinya sebagai calon presiden. 

Pendaftaran Gibran sebagai calon wakil presiden dianggap sebagai langkah yang cerdas, berhasil meningkatkan popularitasnya dalam jajak pendapat.

"Sebuah langkah cerdas yang tampaknya berhasil meningkatkan keunggulannya dalam jajak pendapat dibandingkan dua kandidat pesaingnya, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan," tambahnya.

Namun, analisis tersebut juga mencerminkan kekhawatiran terhadap mudahnya politik Indonesia diprediksi. 

Pemilu dianggap telah berubah menjadi persaingan antara elit yang memiliki hubungan dan visi yang serupa, menciptakan tren yang mengkhawatirkan.

BACA JUGA:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: